Ceknricek.com–Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Muhyiddin Junaidi membantah tuduhan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, yang mengatakan masih menemukan adanya pondok pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris.
Menurut Muhyiddin, memang umat Islam sejak dulu ,khususnya zaman penjajahan atau kolonialisme selalu dijadikan kambing hitam dari segala bentuk tindak kekerasan, kekacauan , intoleransi , keterbelakangan dan instabilitas nasional dan global.
“Semua tuduhan tersebut adalah agenda terselubung dari kelompok pendukung Islamphobi.Kita sudah bisa memahami endingnya adalah labelisasi radikalisme, terorisme dan jihadisme kepada pesantren dan pengurusnya,”kata Muhyiddin, Kamis (27/1/22).
Menurut Muhyiddin, mereka pasti menjadi sasaran target utama sebagai Breeding ground of terorisme. Ia pun meminta agar BNPT juga melakukan research dan penyelidikan tentang kegiatan pusat kajian kristenisasi , gereja dan chapels yang di kelola oleh misionaris kristen di Indonesia Timur dan wilayah lain secara adil.
“Fakta dan data menunjukan bahwa begitu banyak gembong teroris dan separatis berlindung di gereja dengan mengeksploitasi dana sosial untuk membiayai kegiatan mereka,”kata Muhyiddin.
Sebagai kelompok mayoritas , kata Muhyiddin, umat Islam sering dipojokan dengan berbagai alasan subyektif dan apologistik. “Mereka sudah lupa atau pura pura lupa tentang peran penting pesantren dalam mengusir penjajah dan mengisi kemerdekaan Indonesia,”terangnya.
Muhyiddin memaparkan, hasil kajian para pakar teroris dan sejarah sepakat menyimpulkan bahwa sebagian besar korban terror di dunia, termasuk di Indonesia, adalah umat Islam.
“Jualan radikal radikul di era digital sudah kadaluarsa dan sangat kontra produktif . Seharusnya pemerintah mengevaluasi diri dan mengoreksi semua kebijakan yang ugal ugalan dan Inkonstitusional yang menyengsarakan rakyat banyak. Saat ini kekuatan oligarkis dirasakan sangat powerful dan dominan . Seakan kelompok kecil dengan kekuatan modal yang dahsyat dari etnis tertentu sangat berperan menentukan arah negara ini,”
“BNPT sebaiknya fokus memperkuat daya ledaknya dengan mengirimkan Densus 88 dan TNI ke wilayah yang sudah jelas jadi sarang separatis,”kata Muhyiddin.
Sebelumnya, dalam pemaparan di Komisi III DPR, Selasa 25 Januari 2022, Boy memberi informasi ratusan pondok pesantren di berbagai wilayah terkait terorisme.
“Ada 11 pondok pesantren yang menjadi afiliasi Jamaah Anshorut Khalifah, 68 pondok pesantren afiliasi Jamaah Islamiyah dan 119 pondok pesantren afiliasi Anshorut Daulah atau Simpatisan ISIS,” kata Boy.