Ceknricek.com — Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Pramono Ubaid Tanthowi meminta maaf terkait insiden Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap salah satu Komisioner KPU RI. Peristiwa tersebut sekaligus mencoreng wajah penyelenggara pemilu.
Pernyataan itu diutarakan dalam peluncuran Pilgub Sumatera Barat 2020, di Padang, Minggu (12/1). “Peristiwa yang menimpa salah satu komisioner KPU memang tragedi memalukan. Itu mencoreng seluruh wajah penyelenggara pemilu,” kata Pramono, seperti dikutip Antara.
Menurut dia, apa yang menimpa satu orang itu berdampak tidak hanya pada yang bersangkutan, tapi seluruh jajaran KPU. “Ini tidak hanya di pusat, tapi seluruh jajaran,” katanya.
Pramono memastikan proses pergantian antar waktu (PAW) yang dimohonkan partai PDI-Perjuangan sampai sekarang tidak pernah terjadi. Pramono tidak menampik berkali-kali PDI-P mengajukan permohonan PAW tersebut.
“Itu yang saya pastikan, meskipun berkali-kali partai itu mengajukan PAW mengganti calon yang telah duduk, tapi kami sudah putuskan berkali-kali permohonan itu tidak bisa dikabulkan,” ujarnya.
Baca Juga: Runtuhnya Marwah KPU
Menurut Pramono, secara kelembagaan, institusi dan kolektif kolegial KPU RI sudah menolak permohonan PAW dan pada 6 Januari 2020, pihaknya telah melaksanakan rapat pleno.
KPU RI telah menetapkan permohonan PAW ditolak. Keesokan harinya, 7 Januari 2020, surat sudah ditandatangani dan langsung dikirim ke partai yang bersangkutan.
Ia memastikan tanggal 8 Januari surat itu sudah diterima PDIP. Sementara OTT terjadi pada 8 Januari 2020. “Jadi kami pastikan saat OTT terjadi surat penolakan kita sudah sampai di partai yang bersangkutan,” katanya.
Pramono mengatakan secara kelembagaan dan kolektif kolegial KPU tidak terlibat dalam peristiwa OTT. Namun, ia menyakini bahwa peristiwa ini mencoreng institusi KPU.
“Tentu tidak mudah menyakinkan publik KPU bisa bekerja baik karena sudah terbukti menerima suap. Pasti ada omongan seperti itu.Tapi kami menyakinkan KPU Sumbar, saya percaya bisa bekerja sebaik-baiknya,” ujarnya.
Ia mengakui sangat kenal dekat dengan KPU Sumbar Amnasmen beserta Ketua Bawaslu Sumbar Surya Efitrimen. Menurut dia, kedua pemimpin di lembaga penyelenggara pemilu itu memiliki integritas dan jujur.
“Saya tahu mereka orang yang memiliki integritas, jujur dan bisa memimpin institusinya masing-masing di Sumbar sampai seluruh jajarannya hingga TPS bekerja profesional,” katanya.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.