Ceknricek.com — Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) di tengah pandemi COVID-19 menimbulkan kecemasan munculnya klaster pilkada dalam penyebaran virus corona.
Selaku penyelenggara pilkada, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertanggung jawab untuk menjamin pilkada sehat dalam artian warga terlindungi dari infeksi COVID-19.
Dalam pilkada kali ini KPU menambahkan protokol kesehatan sebagai aturan wajib yang harus ditaati semua masyarakat. Sebagai perwujudannya, KPU melakukan simulasi pemungutan dan perhitungan surat serta penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) di TPS dalam Pilkada Serentak 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kota Magelang, Jawa Tengah dipilih sebagai tempat simulasi pemungutan suara dengan protokol kesehatan. Simulasi tersebut berlangsung di Lapangan Candi Nambangan, Kelurahan Rejowinangun Utara, Kota Magelang, Sabtu, (10/10/20).
Setiap pemilih yang akan masuk ke area pencoblosan harus mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan suhu tubuhnya diukur. Selain itu, saat menunggu giliran mencoblos di bilik suara, pemilih duduk dengan menjaga jarak dan mengenakan sarung tangan yang disediakan panitia atau petugas TPS.
Ilham Saputra selaku Pelaksana Harian Ketua KPU menjelaskan pelaksanaan simulasi di Magelang merupakan yang keempat, sebelumnya pihaknya sudah melakukan di tiga wilayah.
“Tetapi kami tidak menutup kemungkinan teman-teman KPU kabupaten/kota atau provinsi yang ingin melaksanakan simulasi silakan, kami hanya memberikan petunjuk kepada mereka bagaimana simulasi itu bisa dilakukan,” ujar Ilham.
Komisioner KPU Pusat ini juga mengimbau masyarakat tidak perlu takut datang ke TPS pada 9 Desember nanti karena proses atau mekanisme pemungutan dan penghitungan suara di TPS dilaksanakan dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang ketat.
“Sekarang kita mencari formula yang tepat dan ini simulasi terakhir nanti akan kita tetapkan di PKPU berdasarkan usulan-usulan dari masyarakat, berdasarkan evaluasi pelaksanaan simulasi ini,” katanya.
Ilham Saputra seperti dilansir Antara menyampaikan dalam simulasi ini tidak hanya pemungutan dan penghitungan suara, tetapi juga akan melakukan rekapitulasi.
“Nanti akan kita lakukan setelah ini diselesaikan dihitung, kita akan buat sirekap. Sirekap itu nanti kita gunakan sebagai bahan agar nanti proses penghitungan suara bisa cepat,” terang dia.
Menurutnya, dari simulasi yang sudah berlangsung, kendala pada proses agak lambat, karena dibatasi dengan jaga jarak, kemudian pemilih harus mengenakan sarung tangan, dan lainnya.