Ceknricek.com — Kini adalah saatnya libur sekolah. Setidaknya sampai 3 Januari tahun depan. Para pekerja pada 25 Desember juga libur. Wajar, hari Natal. Tahun baru 2020 juga libur. Tanggal merah. Libur yang berentet enaknya tentu saja piknik. Piknik yang harus menghabiskan duit banyak. Lagi pula kini, banyak destinasi wisata yang menawarkan paket hemat alias pahe.
Bepergian dengan paket hemat atau istilah backpacker kini tengah ngetren di dunia. Konon jumlah backpacker di seluruh dunia setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 2018 lalu, jumlahnya mencapai 39,7 juta orang.
Para backpacker biasanya bepergian wisata seorang diri, atau berkelompok kecil. Mereka adalah penikmat traveling yang tidak mau terikat dengan program agen tour dan memiliki bujet yang tidak terlalu banyak. Destinasi wisatanya pun sangat bervariasi dan tidak banyak memerlukan banyak fasilitas.
Baca Juga: 5 Desa yang Patut Dikunjungi Saat Liburan
Indonesia pun membidik para backpacker. Negeri ini mencanangkan program dengan Nomadic Tourism. Ini merupakan strategi membangun aksesibilitas dan akomodasi dengan konsep nomadic atau nomaden. Terutama dalam hal akomodasi, glamping, homepod, dan karavan yang telah memenuhi unsur nomadic.

Sedangkan dari segi transportasi, diandalkan sea plane atau pesawat yang bisa mendarat di laut. Arief Yahya, saat menjadi Menteri Pariwisata tahun 2018 lalu, bilang Nomadic Tourism, merupakan solusi sementara yang akan menjadi solusi selamanya.
Baca Juga: Potensi Wisata Halal Untuk Perekonomian Indonesia
Nomadic Tourism dilakukan di daerah-daerah yang minim fasilitas dan tidak memenuhi unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas). Langkah ini dicanangkan untuk merebut wisatawan asing yang tahun 2019 ini ditargetkan mencapai 20 juta orang. Pada saat ini Kementerian Pariwisata menargetkan membangun 100 pasar digital di 34 provinsi dan 10 Nomadic Tourism di destinasi unggulan.
Backpacker Indonesia
Keberadaan backpacker telah membentuk komunitasnya sendiri, baik di dunia maupun di masing-masing negara termasuk Indonesia. Backpacker Indonesia membentuk komunitas bernama Backpacker Nusantara. Biasanya kegiatan mereka selain bepergian, sengaja juga untuk menjaring teman dan mencari informasi. Menjelang masa liburan panjang, seperti saat ini, biasanya mereka mengagendakan programnya.

Bagi Backpacker Nusantara, Indonesia memiliki daya pikat luar biasa. Selain karena keberagaman wisata alam, wisata budaya bahkan wisata kuliner, menjadi dorongan bagi mereka untuk mengunjunginya. Banyak spot-spot indah di berbagai daerah di Indonesia yang wajib disambangi. Melalui komunitas biasanya kaum ini tahu informasi lokasi lokasi menarik itu.
Meski belum ada data resmi, tetapi ada beberapa tempat yang menjadi incaran kaum backpacker tersebut. Salah satu alasan backpacker adalah ongkos hidup dan biaya perjalanan yang murah.Tak heran untuk urusan itu, Yogyakarta menjadi daya pikat utama.

Ketua ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Udi Sudiyanto, bilang ada peningkatan tren wisatawan backpacker. “Mereka biasanya anak muda yang tidak mau terikat oleh program tour atau bujet tidak banyak,” ujarnya seperti dikutip Tempo beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 4 Destinasi Ikonik di Pulau Sumba
Backpacker seperti ini, bisa luwes mencari akomodasi atau hunian murah., Yogya pun terkenal dengan berbagai akomodasi murah yang mudah ditemui. Hotel-hotel dengan harga miring, mulai dari Rp50.000 per malam di sekitar Malioboro. Makanan murah di angkringan, mulai dari Rp4.000 sekali makan. Berkeliling kota dengan Trans Yogya, Rp3.500 sekali jalan. Semuanya berkolaborasi mempertahankan citra Yogyakarta sebagai kota yang bisa dinikmati siapa saja. Jadi benar-benar hemat. Punya bujet Rp500.000 pun jadi.
Selain Yogyakarta, daerah wisata Indonesia yang bisa dikunjungi kalangan backpacker di antaranya Ujung Kulon Banten dengan kepulauan kecilnya, Pulau Peucang dan Pulau Panaitan, Kepulauan Seribu Jakarta. Lalu, Ranu Kumbolo Jawa Timur untuk wisata kempingnya, atau Suku Baduy di Banten yang ingin berpetualang di kawasan pedalaman dan rimba. Pantai Klayar di Pacitan, Kawah Ijen dan Baluran Jatim untuk mendaki gunung. Karimun Jawa di Jawa Tengah atau juga Tanah Lot di Bali. Tempat-tempat itu, dikenal sangat ramah di kantong untuk urusan wisata backpacker.
Yuk, piknik.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.