Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
  • G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok
  • Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI
  • Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Malu Bertanya Sesat Di Jalan

Opini June 14, 20224 Mins Read

Ceknricek.com–Mungkin saja peribahasa yang menjadi judul tulisan ini sekarang, sampai batas-batas tertentu, sudah kadaluwarsa. Sebab sekarang umumnya kalau tidak ingin sesat di jalan maka harus menggunakan GPS – Global Positioning System – alias sistem yang menerangkan di mana kita sedang berada. Ternyata yang namanya GPS ini, boleh percaya boleh juga tidak, pada dasarnya mengandalkan unsur-unsur dasar trigonometri yang dikemukakan oleh para ahli matematika Muslim di zaman lampau antara lain untuk keperluan menetapkan arah qiblat dari berbagai masjid yang dibangun jauh dari kota suci Mekkah. (“Lost Islamic History – Reclaiming Muslim Civilisation From The Past” oleh Firas AlKhateeb, seorang tenaga pengajar di Amerika – hal. 80).

Dan di zaman modern ini kiranya banyak juga peribahasa kita yang bertambah atau berkurang makna aslinya.

Dahulu kita dibekali dengan petuah oleh orang tua-tua di kampung agar “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”: dan hati-hatilah atau pandai-pandailah membawa diri kalau berada di wilayah orang lain. Misalnya kalau di Australia, jangan seenaknya berludah di mana-mana. Itu suatu kepantangan. Di berbagai kolam renang di Benua Kangguru ini ada maklumat agar “harap jangan berludah”. Dan kalau tidak mampu menahan sendawa di tempat umum, maka harus langsung minta ma’af – excuse me!

Soal bersin ini cukup menarik untuk dikaji, khusus bagi Umat Islam (Kadrun?).

Kata dr. Tim Mynes, seorang ahli perobatan darurat di tempat perawatan MedExpress Urgent Care di Lynchburg, Virginia, Amerika Serikat, “Bersin pada hakikatnya adalah pelepasan udara secara tidak disengaja (dari hidung) yang membantu tubuh manusia membuang segala gangguan dari dalam hidung dan tenggorokan, seperti bahan-bahan yang kotor dan penyebab alergi dan debu. Subhanallah! Maha Suci Allah – suatu ungkapan Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk rasa takjub kepada Kebesaran Allah (swt).

Apa hubungannya antara bersin dan rasa takjub kepada Kemahasucian Allah (swt)?

Di Barat, sebagaimana disebutkan tadi, kalau kita bersin di tempat umum maka langsung minta ma’af – excuse me. Sementara dalam Islam kita dianjurkan apabila bersin mengucapkan “Alhamdulillah” – puji syukur kepada Allah (swt) karena melalui bersin yang melepaskan angin yang dikatakan berkekencangan sampai sekitar seribu kilometer sejam itu, kita membersihkan diri dari bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan kita.

Kembali kepada soal “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”. Bagi warganegara Indonesia yang bermukim di luar negeri, konon kabarnya, kini dikenal dua kelompok – yang satu adalah mereka yang menerapkan “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” dan yang satunya lagi yang menghayati “tempat jatuh lagi dikenang, inikan pula tempat bermain”.

Mereka yang patuh pada “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” sering apabila ada kesempatan pindah kewarganegaraan dari RI ke tempatnya bermukim, alias menjadi warganegara permukiman barunya itu, sementara yang menghayati “tempat jatuh lagi dikenang” tetap bertahan dengan kewarganegaraan aslinya, seperti Indonesia.

Meski pun apabila pindah kewarganegaraan dan memegang paspor negara barunya maka banyak kemudahan yang akan diperoleh khusus ketika akan melakukan perjalanan atau kunjungan ke luar negeri, karena banyak negara yang tidak mewajibkan pemegang paspor Australia untuk memiliki visa guna melakukan kunjungan ke negeri tersebut.

Dan bagi pemegang paspor RI maka harus siap menunggu, terkadang sampai sebulan sebelum visa diperoleh. Itulah konsekwensi “tempat jatuh lagi dikenang”. Sementara mereka yang sudah memiliki paspor Australia punya kewajiban khusus, yaitu harus ikut memberikan suara dalam pemilu.

Sebenarnya bukan “memberikan” suara melainkan mendatangi tempat pemungutan suara, di mana namanya akan dicoret dari daftar mereka yang wajib memberi suara, meski setelah masuk ke tempat pencoblosan, bisa saja corat coret kertas suara dan memasukkannya ke dalam kotak suara tanpa ada yang tahu apa yanag telah kita lakukan.

Kalau saja Indonesia memperbolehkan dwi-kewarganegaraan atau kewarganegaraan ganda. Memang dahulu, di zaman Orde Lama, istilah yang berlaku adalah “dwi-kewarganegaraan”, bukan kewarganegaraan ganda.

Begitulah perihalnya dengan bahasa Indonesia yang telah mengalami banyak perubahan – dan tidak semuanya demi kebaikan, pada hemat penulis.

Penulis suka ditanya (bukan diminta pertanggungjawaban), kenapa setelah begitu lama bermukim di Australia namun tetap mempertahankan kewarganegaraan RI (NKRI?)?

“Kenapa anda tidak menjadi anggota DIASPORA Indonesia?”

Jawaban penulis biasanya adalah “Saya PERANTAU, bukan diaspora!”.

Perkataan “diaspora” dipinjam dari bahasa Yunani (dia speiro) yang juga berarti “penyebaran” atau dalam bahasa Ibrani berarti galut atau keterbuangan umat Yahudi dari masyarakat Gentile (non Yahudi) dari apa yang sekarang dikenal sebagai Israel.

Kata “diaspora” masuk ke dalam bahasa Inggris menjelang akhir abad ke-19 untuk melukiskan penyebaran Umat Yahudi mulai sekitar abad ke-5 Sebelum Masehi. Istilah ini terdapat dalam Perjanjian Lama Bible Ibrani Bab Kitab Ulangan/Deuteronomy 25.

Biarkanlah saya setia pada kata perantauan, yang rasanya berusia jauh lebih lama dalam khazanah bahasa kita dibanding diaspora yang kedengarannya bagi sementara kalangan memang lebih elitis, barangkali.

Yang terlintas di pikiran saya ialah: bagaimana kita menyikapi karya (alm) Buya Hamka “Merantau ke Deli”? Apakah salah satu karya sastra Hamka ini perlu disesuaikan dengan perkembangan bahasa Indonesia masa kini, dan diubah menjadi “Berdiaspora ke Deli?” Allahu a’lam.

#Australia #Diaspora yahudi
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel sangat mendukung amandemen terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025

Profil Dhika ‘Aura Farming’, Penari Pacu Jalur yang Dapat Beasiswa Rp20 Juta dari Menbud

July 11, 2025

Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Pakistan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemennya

July 11, 2025

Fadli Zon: Pacu Jalur Jadi Momentum Promosi Budaya Indonesia

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.