Ceknricek.com — Merayakan Hari Mangrove Dunia yang jatuh 26 Juli, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), afiliasi dari The Nature Conservancy (TNC), menghelat Mangrove Virtual Run 2019. Acara berlangsung dari 26 Juli-26 Agustus 2019.
Mangrove Virtual Run 2019 bertujuan mengajak setiap elemen masyarakat untuk peduli tentang keberadaan ekosistem mangrove yang amat penting bagi kawasan pesisir, baik sebagai benteng pertahanan terhadap risiko bencana maupun sebagai mata pencaharian alternatif melalui pengembangan industri pariwisata.
Pelestarian lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau organisasi konservasi, tetapi juga segenap komponen warga dan pemangku kepentingan, kata Rizal Algamar, Executive Director Yayasan Konservasi Alam Nusantara, di Jakarta, Kamis (25/7).
Menurut Rizal, platform konservasi dan olah raga ini bisa menggerakkan banyak orang dan menjadi cara untuk menyebarkan pesan yang amat penting bagi generasi mendatang.
Mangrove Virtual Run 2019 memberi kesempatan kepada setiap partisipan untuk berlari dimana saja seperti di rumah atau fitness center dengan menggunakan treadmill, atau bahkan berjalan kaki. Peserta diharapkan mengakumulasi jarak sejauh 26,7 kilometer, sesuai dengan tanggal peringatan.
Lahan mangrove juga memegang peranan dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan kemampuan menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak dibandingkan hutan tropis.
Mangrove. Sumber: Earth Balance
Hutan mangrove di Indonesia menyimpan 3,14 miliar ton karbon, yang setara dengan sepertiga karbon yang tersimpan di dunia. Meski lebih dari 50 persen lahan hutan mangrove di tanah air hancur, Indonesia masih menduduki posisi pertama sebagai negara dengan tutupan mangrove terbesar di dunia yaitu dengan total seluas 3,556 juta ha (KLHK, 2019) saat ini. Namun, sekitar 30 persen di antaranya tergolong dalam kategori kritis.