Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Menaklukkan Langit: Mengapa Kita Perlu Lebih Peduli pada Aerofobia

Opini July 30, 20243 Mins Read

Ceknricek.com–Bayangkan Anda duduk di kursi pesawat, mesin mulai menderu, dan tiba-tiba jantung Anda berdegup kencang, telapak tangan berkeringat, dan pikiran Anda dipenuhi skenario terburuk. Bagi jutaan orang di seluruh dunia, ini bukan sekadar imajinasi, ini adalah realitas menakutkan yang mereka hadapi setiap kali harus terbang. Aerofobia, atau ketakutan terbang, bukan hanya “takut ketinggian” biasa. Ini adalah kondisi yang dapat melumpuhkan dan secara signifikan menurunkan kualitas hidup seseorang.

Sebagai masyarakat yang semakin terhubung secara global, kita tidak bisa mengabaikan dampak aerofobia. Penerbangan bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan, baik untuk bisnis, pendidikan, maupun menjaga hubungan keluarga lintas negara. Namun, bagaimana jika ketakutan mencegah seseorang meraih peluang karir di luar negeri? Atau menghadiri pernikahan saudara di benua lain? Inilah mengapa kita perlu mengubah cara pandang dan penanganan aerofobia.

Foto: Istimewa

Lebih dari Sekadar Rasa Takut

Aerofobia bukan hanya tentang ketakutan irasional. Ini adalah respons kompleks yang melibatkan faktor psikologis, fisiologis, dan bahkan sosial. Dr. Lisa Harrell, seorang psikolog penerbangan terkemuka, menjelaskan, “Aerofobia sering berakar dari rasa tidak berdaya dan kehilangan kontrol. Ini bisa dipicu oleh pengalaman buruk, paparan media yang berlebihan terhadap kecelakaan pesawat, atau bahkan diturunkan dari kecemasan orang tua.”

Menurut survei terbaru, sekitar 25% populasi mengalami kecemasan saat terbang, dengan 10% mengalami aerofobia tingkat parah. Angka ini menunjukkan bahwa masalah ini lebih umum dari yang kita kira, namun stigma dan kurangnya pemahaman masih menghalangi banyak orang untuk mencari bantuan.

Revolusi dalam Penanganan

Industri penerbangan telah mulai merespon, tetapi masih ada ruang untuk perbaikan. Beberapa maskapai menawarkan kursus mengatasi ketakutan terbang, namun ini sering kali mahal dan tidak mudah diakses. Mengapa tidak menjadikan edukasi tentang keamanan penerbangan dan teknik relaksasi sebagai bagian standar dari pengalaman terbang?

Teknologi juga menawarkan solusi inovatif. Virtual Reality (VR) kini digunakan untuk terapi exposure, memungkinkan pasien menghadapi ketakutan mereka dalam lingkungan yang terkontrol. Dr. Mark Reinecke, peneliti di bidang terapi kognitif, menyatakan, “VR membuka pintu bagi pendekatan yang lebih personal dan efektif dalam mengatasi fobia.”

Panggilan untuk Aksi

Sebagai masyarakat, kita perlu mengambil langkah-langkah konkret:

1.Edukasi Massal: Kampanye kesadaran publik tentang aerofobia dapat membantu mengurangi stigma dan mendorong lebih banyak orang mencari bantuan.

2.Kebijakan Inklusif: Pemerintah dan regulator penerbangan harus mempertimbangkan kebutuhan penderita aerofobia dalam merancang kebijakan dan standar keamanan.

3.Inovasi Berkelanjutan: Mendorong penelitian dan pengembangan metode penanganan baru, termasuk aplikasi berbasis AI untuk manajemen kecemasan.

4.Pelatihan Komprehensif: Meningkatkan pelatihan crew pesawat dalam menangani penumpang dengan aerofobia, menjadikan empati dan dukungan sebagai standar layanan.

5.Aksesibilitas Terapi: Menjadikan terapi untuk aerofobia lebih terjangkau dan mudah diakses, mungkin melalui kemitraan antara penyedia layanan kesehatan mental dan maskapai penerbangan.

Sarah, seorang eksekutif yang berhasil mengatasi aerofobianya, berbagi, “Dulu, saya melewatkan banyak peluang karir karena takut terbang. Sekarang, setelah terapi dan dukungan yang tepat, dunia menjadi terbuka bagi saya. Ini bukan hanya tentang bisa naik pesawat, tapi tentang kebebasan dan potensi yang terbuka.”

Aerofobia mungkin tidak terlihat, tapi dampaknya nyata dan mendalam. Dengan pemahaman, empati, dan tindakan kolektif, kita dapat menciptakan dunia di mana ketakutan tidak lagi membatasi seseorang untuk menjelajahi cakrawala baru—baik secara harfiah maupun kiasan. Sudah waktunya kita mengambil langkah berani untuk membantu mereka yang berjuang melawan ketakutan ini, karena pada akhirnya, kebebasan untuk terbang adalah kebebasan untuk berkembang.

#Marsma TNI (Purn) Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes. Mantan Kepala Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto.

#pesawat aerofobia penerbangan
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.