Ceknricek.com — Hari ini, 42 tahun yang lalu, tepatnya pada 25 Desember 1977, legenda film bisu Charlie Chaplin meninggal dunia. Sosok pelawak yang menghibur lewat aksi kocak dan tingkah lakunya yang konyol ini meninggal pada usia 88 tahun di rumahnya, Corsier-sur-Vevey, Vaud, Swiss.
Kiprah Charlie Chaplin
Medio abad 20, ketika film bisu hanya dirangkai dalam susunan gambar tanpa audio, seorang bintang besar muncul dan berhasil memukau dunia. Dialah Charlie Chaplin.
Charles Spencer Chaplin lahir pada 16 April 1889, dari pasangan seniman Lily Harley dan Charles Chaplin Sr, seorang aktris-penyanyi dan aktor yang cukup terkenal London. Lahir dari orang tua yang bergelut di bidang seni suara dan akting, tak heran darah seni mengalir kuat di tubuh Chaplin.

Namun, Chaplin harus kehilangan sang ayah ketika masih balita. Sementara itu ibunya menderita masalah mental. Situasi ini membuat Chaplin dan kakaknya, Sidney terpaksa bertahan hidup dengan cara apapun.
Mereka menjelajahi London dengan menjadi penari jalanan untuk mengumpulkan uang receh dengan menyodorkan topi ke penonton yang menyaksikan pertunjukannya.
Suatu hari, Hannah (nama asli ibunya) secara misterius kehilangan suaranya di tengah-tengah pertunjukan. Hal itu pun mendorong manajer produksi meminta Chaplin untuk bernyanyi.

Baca Juga: Mengenang Legenda Film Bisu Charlie Chaplin
Chaplin yang masih cukup kecil dengan langkah berani akhirnya menggantikan posisi ibunya di atas panggung dan mulai bernyanyi.
Penonton dibuat kagum dengan aksinya. Chaplin mendapatkan sorotan, namun sejak itu, Hannah tak pernah mendapatkan suara lagi dan keluarga kecil tersebut perlahan kehabisan uang.
Pindah Ke Amerika Serikat
Tahun 1897, Chaplin dan Sydney bergabung dengan klub Eight Lancashire Lads, sebuah rombongan tari anak-anak. Selang beberapa tahun, atau pada 1908, Chaplin bergabung dengan rombongan pantomim Fred Karno Repertoire Company.
Dari rombongan ini, namanya mulai dikenal sebagai aktor berbakat setelah bermain pantomim The Drunk dalam sketsa A Night di English Music Hall. Kariernya pun melesat hingga ia pindah ke Amerika Serikat pada 1912.

Di negeri Paman Sam, Chaplin dikontrak untuk tampil dalam film komedi Keystone karya Mack Sennett dengan upah US$150 per pekan dalam film Making a Living. Chaplin pun mengiyakan. Kesempatan emas tak datang dua kali, pikirnya.
Dari sinilah kemudian perlahan sosok Chaplin dengan mantelnya yang kekecilan, celananya yang gombrong dan sepatu floppy-nya dengan kumis seukuran perangko dengan memegang tongkat mulai dikenal masyarakat luas.
Baca Juga: Kisah Hidup Bertolt Brecht: Begawan Teater dari Jerman
Perlahan kariernya menanjak. Ia mulai dikenal sebagai karakter gelandangan kocak dalam film-film bisunya seperti, Kid Auto Races at Venice (1914), The Tramp (1915), The Rink (1916), The Vagabond (1916) dan Easy Street (1917).
Kesuksesan hidup juga turut mengubah hidup Chaplin setelah ia membangun studionya sendiri di La Brea Avenue Hollywood pada 1919, yang berkolaborasi dengan Douglas Fairbanks, Mary Pickford dan DW Griffith.

Sebagai seorang perfeksionis dalam menyusun film ia juga menghasilkan film legendaris seperti The Kid (1921), The Pilgrim (1923), A Woman in Paris (1923), The Gold Rush (1925) dan The Circus (1928). Film The Circus sendiri memenangkan penghargaan Oscar pertamanya pada 1929.
Dituduh Komunis
Perjalanan karier Charlie Chaplin di Hollywood bukannya mulus-mulus saja. Kariernya mulai goyah ketika film-filmnya tentang gelandangan, kemiskinan di tengah masyarakat dan sebagainya dituduh mengandung nilai-nilai komunisme.

Perlu diingat, pada era itu Eropa memang tengah dilanda Red Scare atau gelombang anti-komunis sedang mewabah. Meski demikian, Chaplin membantahnya dengan keras.
Chaplin mengungkapkan bahwa ia memang tertarik pada pemikiran kiri. Namun, ia menolak disebut komunis. “Saya bukan seorang komunis, tapi saya bangga mengatakan bahwa saya sangat pro-komunis,” jelasnya pada Desember 1942.
Tahun 1952, petugas imigrasi mencegah Chaplin dan istrinya masuk kembali ke AS setelah melakukan tur ke luar negeri. Pasangan itu pun meninggalkan AS selama 20 tahun dan menetap di Swiss bersama dengan 8 anak mereka.

Meskipun begitu, untuk menganulir larangan tersebut, Chaplin sempat mengajukan permohonan kembali sebagai imigran dan melaporkan segala aktivitas politik maupun kehidupan pribadinya.
Baca Juga: The Man Who Laughs, Film Bisu Inspirasi Karakter Joker
Tahun 1972, Chaplin kembali ke AS untuk menerima penghargaan khusus di Academy Awards atas karyanya yang tak terhitung jumlahnya untuk seni sepanjang abad.

Tiga tahun berselang, Chaplin juga sempat menerima gelar kesatria dari Ratu Elizabeth II dan mendapat julukan “Sir” untuk mengawali nama lengkapnya.
Namun, kiprah Sir Chaplin sepertinya harus berakhir ketika ia mengembuskan napas terakhirnya pada 25 Desember 1977, di Swiss. Jenazahnya kemudian dimakamkan di dekat Danau Geneva.
Selama hidupnya, Chaplin menikah sebanyak empat kali. Yakni dengan Mildred Harris pada 1918, Lita Grey pada 1924, Paulette Goddard pada 1933 dan Oona O’Neill pada 1942, yang merupakan putri dramawan kondang Eugene O’Neill.
Artikel ini sebelumnya pernah dimuat dengan judul: Mengenang Legenda Film Bisu Charlie Chaplin, kami melakukan penyuntingan ulang dan kembali menerbitkan dengan tajuk: Mengenang Charlie Chaplin: Legenda Film Bisu yang Meninggal di Hari Natal.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.