Ceknricek.com — Keanggotaan Indonesia di Dewan HAM diharapkan dapat mendukung kemajuan dan perlindungan hak asasi manusia di dalam negeri, di kawasan, maupun di lingkungan global.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam diskusi dengan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik dan para Komisioner Komnas HAM di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta, Rabu (19/2).
Menlu Retno mengharapkan dukungan dari Komnas HAM dan masyarakat madani lainnya selama tiga tahun keanggotaan Indonesia di Dewan HAM, periode 2020-2022.
Komnas HAM dan Kemlu selalu bersinergi dalam berbagai kegiatan dan forum internasional. Menlu juga sampaikan apresiasi dan dukungan atas rencana Komnas HAM menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mempromosikan kemajuan HAM di Indonesia, antara lain Indonesia’s Human Rights Day, di Jenewa, 12 Maret mendatang.
Salah satu misi penting Indonesia di Dewan HAM adalah menampilkan HAM sebagai isu yang ramah dan menyenangkan.
“Peran dan kepemimpinan perempuan dalam penyelesaian konflik dan perdamaian juga akan kita majukan dan perkuat, misalnya Southeast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators dan Regional Training in Women, Peace, and Security yang merupakan inisiatif Indonesia dan akan diluncurkan Indonesia tahun ini,” ungkap Menlu Retno.
Kehadiran Indonesia sebagai anggota Dewan HAM harus dapat memberikan kontribusi. Indonesia berharap Dewan HAM menjadi institusi yang objektif, jauh dari politisasi isu-isu HAM. Transparansi dan imparsialitas juga merupakan prinsip yang akan selalu diperjuangkan oleh Indonesia.
Kemlu menginformasikan, setelah dialog dengan Komnas HAM ini, Menlu RI akan menghadiri High-Level Segment Dewan HAM PBB (HLS) sesi ke-43, 24-25 Februari 2020.
HLS merupakan pertemuan tingkat tinggi tahunan, yang dihadiri oleh berbagai delegasi tingkat tinggi negara di dunia. Menlu Retno menyampaikan pernyataan nasional Indonesia yang pertama sebagai anggota Dewan HAM.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini