Ceknricek.com — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerahterimakan dua WNI/ABK korban penyanderaan kelompok bersenjata di Filipina Selatan atas nama Maharudin bin Lunani dan Samiun bin Maneu kepada keluarga masing-masing. Serah terima tersebut dilaksanakan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (26/12).
Menteri Retno dalam sambutannya mengucap syukur atas bebasnya Maharudin dan Samiun yang telah disandera di Filipina Selatan selama 90 hari. Ia menegaskan keberhasilan pembebasan mereka merupakan buah kerja keras Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina. Secara khusus, Menlu menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Filipina sekaligus bela sungkawa atas gugurnya satu prajurit Filipina dalam operasi pembebasan. Menlu juga menyampaikan penghargaan atas kerja sama dan dukungan Menkopolhukam, Menhan, Panglima TNI, Kepala BIN dan Kepala BAIS.
“Rasanya hampir tidak percaya dapat melihat wajah suami saya lagi” ucap Wa Daya, istri Maharudin. Muhammad Piko, sepupu Samiun juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kerja keras Pemerintah Indonesia dalam membebaskan keluarganya.
Baca Juga: Kemenlu Terus Berupaya Bebaskan Satu WNI yang Disandera Abu Sayyaf
Mengutip kemlu.go.id, Jumat (27/12), Maharudin dan Samiun bersama dengan satu orang WNI/ABK lainnya, Muhammad Farhan, diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada 23 September 2019.
Melalui kerja sama intensif badan intelijen Indonesia dan militer Filipina, operasi pembebasan berhasil menemukan para penyandera di wilayah Sulu. Sempat terjadi kontak senjata, Minggu (22/12), sebelum akhirnya Maharudin dan Samiun berhasil dibebaskan.
Saat ini masih ada satu orang WNI/ABK atas nama Muhammad Farhan yang masih dalam penyanderaan. Upaya pembebasan terus dilakukan melalui kerja sama erat Pemerintah Indonesia dan Filipina.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.