Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Merindukan Kiprah Ma’ruf Amin

Opini June 5, 20205 Mins Read

Ceknricek.com –​Jalan panjang penemuan vaksin korona masih jauh. Secara umum masyarakat sudah dirundung kelelahan, rasa bosan dan depresi yang dalam, atas ketidakpastian oleh serangan wabah korona yang dikenal sebagai Covid 19. Pemerintah atas nama negara menawarkan “jalan tengah” pola baru kehidupan yang disebut “new normal” untuk memberi oksigen ke ruang kehidupan yang sudah pengap.

Menghindari polemik tidak berkesudahan di ruang publik terkait nyawa manusia yang tertekan diantara : ancaman pandemi dan ancaman ekonomi, Presiden Jokowi berkunjung ke mal besar di Bekasi, Selasa (26/05). Mengumumkan segera diberlakukan pola hidup “new normal”.

Sebagai edisi perdana  dilakukan di 4 propinsi dan 25 kabupaten – kota pada tanggal 4 Juni  di wilayah  yang dianggap zona hijau. Perhelatan awal itu akan dikawal 340 ribu personil TNI dan Polri.

Ketika mengumumkan keputusan  pemerintah itu turut mendampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil  dan Walikota Bekasi Rahmat Effendi.

Baca Juga : Protokol Masih Dibahas Keuskupan, Gereja Katolik di Jakarta Belum Buka Minggu Ini

“Saya datang ke sini untuk memastikan pelaksanaan kesiapan kita dalam menuju tatanan baru, ‘normal baru’” ujar Jokowi sambil berulang ulang menyatakan : “Kita ingin tetap produktif tapi aman Covid. Produktif dan aman Covid,”.

Keputusan pemerintah melaksanakan pola hidup “new normal” dibarengi dengan perintah harus konsisten menjalankan protokol kesehatan WHO (Badan Kesehatan Dunia) : jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan hindari kerumunan. Itulah mengapa diperlukan kehadiran 340 ribu personil keamanan. Langkah pemerintah itu membawa pesan, pengganti vaksin adalah “new normal”. Rasa aman nyaman dibutuhkan masyarakat. Kebosanan dalam penjara WFH (Work From Home) yakni : bekerja, belajar dan beribadah dari rumah saja perlu dicairkan. Masyarakat perlu oksigen. Diminta hidup damai dengan korona.

​Nampaknya pemerintah tidak main – main, “new normal” harga mati. Namun dibalik itu ada sisi yang mengkhawatirkan publik, yaitu pengerahan personil keamanan demikian banyak. Itu  mengandung resiko tinggi. Rentan konflik. Sulit membayangkan manakala aparat keamanan berhadap – hadapan dengan rakyat dalam posisi keduanya tersulut emosi. Masyarakat akan ditertibkan dengan disiplin militer. Berwatak komando. Pemerintah dinilai  bermain api. Diibaratkan “menggendong” bom waktu.

Baca Juga : Masjid Istiqlal Belum Dapat Digunakan Salat Jumat Karena Masih Tahap Renovasi

Pasalnya, kredibilitas pemerintah cenderung merosot sejak pandemi di bulan Maret. Lembaga Survey Indobarometer merilis hasil survey (26/05) : 53,8 persen warga tidak puas dengan cara pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin dalam menangani wabah korona. Hasil survey menyebutkan, “Masyarakat menilai kebijakan Jokowi tidak konsisten ; pemerintah dianggap lambat dalam mendistribusikan bantuan sosial ; data penerima bantuan juga tidak akurat dan  masyarakat menilai penanganan secara umum lambat.”

Tumpukan jerami kekecewaan masyarakat rentan percikan korek api kelompok yang kadung kecewa berat. Tindakan tegas aparat mendisiplinkan warga bisa fatal. Bisa berdampak luas. Kekecewaan terpendam kepada pemerintah berpotensi meletup tidak terkontrol. Rakyat yang lapar gampang gelap mata. Perlawanan masyarakat dapat bereskalasi menjadi “civil disobediensce” alias pembangkangan sipil.  Sebagai ekspresi perlawanan atas tindakan yang dianggap kurang adil.

Isu politisasi dan korupsi dana bansos (bantuan sosial) oleh aparat melukai hati rakyat banyak yang sedang menderita. Inilah jerami kering ketidakadilan itu. Apalagi, akhir – akhir ini semua media televisi di Indonesia intensif menyiarkan berita “pembangkangan sipil” di Amerika Serikat terkait terbunuhnya lelaki berkulit hitam yang bernama George Floyd oleh polisi berkulit putih, Derek Chauvin, Senin (2505) di Minnepolis. Kerusuhan berlangsung sudah seminggu lebih siang dan malam. Pengrusakan dan penjarahan pusat pertokoan berkecamuk hampir di seluruh negara bagian sampai hari ini. Kerusuhan yang dilabeli sebagai perlawanan atas ketidakadilan negara kepada warganegara.

Baca Juga : DPPM UI Salurkan APD Ke Beberapa Rumah Sakit

Buruknya koordinasi internal kabinet Jokowi tercermin lewat banyaknya narasi menteri yang jalan sendiri – sendiri. Bahkan seringkali bertabrakan satu sama lain memperburuk situasi. Narasi juru bicara Istana dan aneka macam pejabat dari KSP (Kantor Staf Presiden) sering sarkastis memperburuk keadaan. Termasuk adanya pernyataan Jokowi banyak yang paradoks. Menambah runyam keadaan. Menimbulkan kebingungan dan mengurangi kepercayaan masyarakat.

Dalam situasi dan kondisi segenting ini, dipandang perlu kehadiran sosok tokoh alternatif penengah yang diterima semua pihak. Solusi seperti itu diperlukan untuk menekan temperatur konflik terselubung yang meninggi. Rakyat memerlukan tokoh penyejuk. Menjadi pertanyaan kemana Wakil Presiden Ma’ruf Amin? Suaranya kurang terdengar.

Ma’ruf Amin sebagai Wapres memiliki modal sosial yang sangat kuat. Ulama besar nasional yang disegani. Mengendalikan MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang menjadi representasi semua ormas Islam di Indonesia. Tidak punya gurita bisnis pemicu konflik kepentingan (conflict of interest). Apakah Ma’ruf Amin menahan diri karena orang usia 60-an ke atas rentan terpapar virus korona? Ataukah menjadi fakta dari kecurigaan publik yang menganggap pilihan Wapres kepada Ma’ruf Amin hanya untuk dekorasi demokrasi saja?

Justru belakangan ini yang pro aktif sehari – hari di lapangan  adalah mantan Wakil Presiden JK (Jusuf Kalla). Melalui dua organisasi kemasyarakatan yang besar dan kuat, JK bergerak bagaikan “penembak ulung” yang menggunakan senapan double lop : DMI (Dewan Mesjid Indonesia) dan PMI (Palang Merah Indonesia) turun ke lapangan berbuat langsung. Kebetulan kedua ormas itu sangat relevan dengan kondisi kesulitan bangsa hari ini. Simbol mesjid dan simbol kesehatan. Keduanya terkait langsung masalah kemanusiaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Yaa …kemana Wapres Ma’ruf Amin?

Zainal Bintang, wartawan senior dan pemerhati masalah social budaya.

BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini

#JusufKalla #MarufAmin #thenewnormal wabahcorona
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.