Ceknricek.com — Pemilu legislatif yang berbarengan dengan pemilihan capres dan cawapres yang dilaksanakan Rabu (17/4), rupanya memunculkan kekhawatiran baru. Kementerian Kesehatan memprediksi banyak calon legislatif yang mengalami stres dan depresi karena gagal meraup suara.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan RI, dr. Fidiansjah, mengatakan stres pasca-Pemilu merupakan kejadian yang tidak biasa, seperti bencana alam yang tidak bisa diprediksi.
Ini sebuah situasi yang diketahui banyak pihak sebagai sesuatu seperti kejadian yang tidak biasa atau bencana. Proses ini (Pemilu) adalah proses persaingan dan gangguan jiwa itu bisa terjadi dari ringan sampai tingkat berat, kata dia.
Ada beberapa alasan yang diduga menjadi penyebab. Salah satunya adalah tingginya biaya kampanye hingga politik uang. Namun, apa sebenarnya depresi itu?
Dilansir laman website psychiatry.org, depresi adalah sebuah hal yang umum terjadi. Ia merupakan penyakit mental serius, yang bisa mempengaruhi perasaan, cara berpikir dan bertindak. Depresi menyebabkan kesedihan yang mendalam, atau perasaan kehilangan gairah pada aktivitas yang pernah diminati sebelumnya. Kondisi ini bisa membawa berbagai macam emosi dan masalah fisik, juga mengurangi kemampuan seseorang saat bekerja maupun di rumah.
how to deal with depression. Sumber : betterhelpcom
Gejala depresi sangat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Misalnya merasa sedih atau mood yang berubah drastis, kehilangan minat atau kesenangan pada hal yang disukai, perubahan nafsu makan, kehilangan atau bertambahnya berat badan, kesulitan atau terlalu lama menghabiskan waktu untuk tidur, kehilangan energi atau mudah merasa lelah, merasa tidak berharga, sulit berpikir atau lambat dalam membuat keputusan, dan yang paling parah adalah berpikir tentang kematian atau bunuh diri.
Gejala ini biasanya bertahan selama dua minggu untuk bisa didiagnosa sebagai depresi.
Beda Depresi dan Kesedihan
Kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan atau berakhirnya sebuah hubungan merupakan beberapa pengalaman yang sulit untuk dihadapi seseorang. Mereka yang mengalami kehilangan sering digambarkan mengalami “depresi”.
Sumber : Klikdokter
Kesedihan tidak sama dengan depresi. Proses berduka adalah proses yang alami dan unik bagi setiap individu. Baik kesedihan maupun depresi mungkin melibatkan kesedihan dan penarikan diri dari aktivitas yang biasa dilakukan.
Faktor Risiko Depresi
Depresi bisa dialami oleh siapa saja, bahkan oleh mereka yang tampaknya menjalani kehidupan yang ideal. Berikut ini beberapa faktor yang berperan dalam depresi:
Biochemistry
Perbedaan bahan kimia tertentu di otak turut berkontribusi pada gejala depresi.
Genetik
Depresi bisa dikarenakan oleh faktor turunan. Misalnya, jika salah satu dari kembar identik memiliki depresi, kembarannya memiliki kemungkinan sebesar 70 persen untuk memiliki penyakit yang sama.
Kepribadian
Orang-orang dengan kepercayaan diri rendah, atau pesimis, merupakan salah satu faktor mudah diliputi stres.
Faktor lingkungan
Kekerasan yang dialami secara terus-menerus, ditinggalkan, penganiayaan atau kemiskinan juga bisa mengakibatkan orang rentan terhadap depresi.
Lalu bagaimana cara mengobati depresi? Untuk mengetahui apakah benar-benar depresi atau tidak, seseorang harus berkonsultasi dengan ahli, seperti melakukan konseling ke psikolog atau psikiater. Jika didiagnosa mengidap depresi, para profesional akan memberikan treatment yang perlahan akan mengobati penyakit ini, seperti psikoterapi ataupun Electroconvulsive Therapy (ECT).
Hal terpenting, jangan pernah melakukan self-diagnosed terhadap diri sendiri. Jika merasa ada yang salah pada kesehatan mental, hubungi para profesional seperti psikolog maupun psikiater. Saat ini sudah banyak klinik psikologi yang dibuka secara offline maupunonline, seperti yayasanpulih.
Bila merasa tidak sanggup untuk menyimpan suatu masalah, atau jika merasa terlalu banyak hal yang mengganggu pikiran, Anda bisa menceritakan permasalahan itu pada orang-orang terdekat, ataupun psikolog dan psikiater.
Bukan hanya fisik yang perlu dijaga, tapi kesehatan jiwa juga pentig untuk diperhatikan.