Ceknricek.com — Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan adanya kelompok pendompleng yang memanfaatkan unjuk rasa terhadap hasil Pemilu 2019 untuk memperkeruh situasi di Indonesia.
“Apa yang saya sampaikan sejak awal telah terbukti bahwa ada sebuah upaya sistematis dari kelompok tertentu yang mendompleng pada suasana ini,” kata Moeldoko ditemui di Kantor KSP eks Bina Graha Jakarta, Rabu (22/5).
Mantan Panglima TNI itu mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak melibatkan diri dalam kerumunan massa dan supaya menghindari kerumunan itu.
Moeldoko menyebutkan, sebagai kelanjutan pengungkapan kasus penyelundupan senjata, saat ini sudah ditangkap tiga orang sebagai aktornya. Satu orang disiapkan untuk mencari senjata, satu orang penyedia senjata, dan satu orang sebagai eksekutor. “Namanya jelas, ada namanya. Asumardi mencari senjata, berikutnya Helmy Kurniawan menjual senjata, dan Irwansyah sebagai eksekutor,” katanya.
Moeldoko menyebutkan, eksekutor merupakan orang yang bertugas mengeksekusi pejabat yang sudah ditetapkan sebagai sasaran. Moeldoko tak menyebut nama pejabat yang ia maksud. Ia hanya merasa perlu menyampaikan hal itu kepada publik agar publik paham tentang perkembangan situasi sehingga tidak ada praduga.
Menurut Moeldoko, situasi atau peristiwa politik sesungguhnya sudah berakhir karena kelompok calon presiden nomor urut 02 telah melakukan upaya uji materi ke MK.
“Tetapi sekarang masih ada upaya untuk membawa suasana yang keruh. Yakni kegiatan lapangan yang dari waktu ke waktu perkembangannya kurang baik. Dalam suasana yang keruh ini ada yang mendompleng. Ada kelompok tertentu yang ingin mendompleng,” katanya.
Moeldoko mengajak masyarakat menyikapi kondisi itu dengan bijak, tertib, tidak melibatkan diri di dalamnya dan tidak memprovokasi siapa pun.