Ceknricek.com — Bertepatan dengan hari ulang tahun Munir yang ke-54, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Museum Hak Asasi Manusia (HAM) Munir, Minggu (8/12).
Khofifah berharap, Museum HAM Munir yang didirikan di lahan hibah pemerintah Kota Batu seluas 2.200 meter persegi di Jalan Sultan Hasan Halim, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang, itu mampu menjadi literasi dan edukasi demokrasi dan HAM bagi masyarakat luas.
Setelah Gubernur Khofifah, peletakan batu pertama bergiliran dilakukan oleh Ketua Komisi Nasional HAM Ahmad Taufan Damanik, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, serta Ketua Yayasan Omah Munir Andi Achdian dan istri Munir Suciwati.
“Keberadaan Museum HAM Munir menjadi bagian penting sebagai penyampai informasi, edukasi, literasi sekaligus unsur rekreasi karena didesain dengan museum digital menggunakan augmented reality,” kata Khofifah di sela acara dilansir dari Republika.
Khofifah pun mengungkapkan seluruh biaya pembangunan gedung museum tiga lantai itu ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur 2019 dan 2020 sebesar Rp10 miliar lebih.
Anggaran dicairkan dalam dua termin. Pembangunan ditargetkan selesai dalam setahun dan bisa diresmikan pengoperasiannya bertepatan dengan peringatan Hari HAM Sedunia, 10 Desember 2020.
Baca Juga: Museum Punya Peran Penting Dalam Kunjungan Wisatawan di Jakarta
Menurut Khofifah anggaran pembangunan museum tidak langsung cair semuanya karena berkaitan dengan mekanisme penggunaan APBD. Saat ini yang sudah dialokasikan sebesar Rp5,2 miliar.
“Pencairan anggaran ini sudah disepakati dengan DPRD (Jawa Timur) 22 November lalu. Sisanya yang Rp5 miliar segera kami bahas dengan DPRD dan Insya Allah bisa disetujui,” kata Khofifah.
Jumlah anggaran meningkat dua kali lipat karena ada maksimalisasi desain dan fungsi setiap ruangan. Kata dia, sisa Rp5 miliar lagi segera dibahas dengan parlemen Jawa Timur dan kemungkinan besar pencairannya bisa disetujui pula.
Selanjutnya, apabila pembangunan selesai dan museum dioperasikan, maka Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Batu tidak lagi terlibat dalam penyelenggaraan dan perawatan museum karena nanti Yayasan Omah Munir yang mengurusinya.
Sekadar informasi, Museum Omah Munir pertama kali berdiri pada tahun 2013 atas prakarsa Yayasan Omah Munir dengan misi pendidikan tentang Hak Asasi Manusia (HAM) bagi masyarakat Indonesia terutama generasi muda dalam rangka menciptakan warga negara yang cinta damai, menghargai perbedaan, menjaga toleransi antara kelompok dan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan.
Sejak tahun 2018, pemerintah Jawa Timur pun berkomitmen untuk mendukung berdirinya Museum Munir. Pemprov memberikan dana untuk membangun museum, sementara Pemkot Malang memberikan tanah untuk pembangunan museum ini. Yayasan Omah Munir pun membuka dukungan publik bagi pendirian museum ini.
BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.