Ceknricek.com — Neil Amstrong dikenal sebagai Astronot Amerika Serikat dan manusia yang menjejakkan kakinya pertama kali di permukaan bulan dalam misi spektakuler yang digagas oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Pemilik nama lengkap Neil Alden Armstrong itu meninggal tepat pada tanggal hari ini 7 tahun lalu, 25 Agustus 2012. Ia wafat dalam usia 82 tahun akibat komplikasi setelah menjalani operasi jantung. Setelah berhasil mendarat di bulan dan kembali lagi ke bumi, hidupnya dikepung oleh Teori Konspirasi.
Kiprah Amstrong
Neil Amstrong lahir pada 5 Agustus 1930 di Wapakoneta., Ohio, AS. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Skotllandia dan Jerman, Viola Louise dan Stephen Konenig Amstrong.
Sejak kanak-kanak, Amstrong sudah akrab dengan dunia penerbangan. Ketika usianya dua tahun, sang ayah membawanya ke sebuah pertunjukan pesawat kecil yang dinamakan Clevland Air Races.
Kecintaanya terhadap dunia kedirgantaraan semakin besar saat berusia enam tahun ia diajak ayahnya untuk perta kali naik pesawat Ford Trimotor, biasa dikenal sebagai “Tin Goose” (salah satu pesawat paling popiler di dunia).
Berbekal pengalaman itulah, sembilan tahun kemudian ia telah memahami segala sesuatu yang terdapat di dalam kokpit pesawat serta mengendalikannya. Usianya saat itu baru 15 tahun.
Ketika memasuki SMA di Blume High School, Amstrong yang juga mengambil jurusan penerbangan berhasil mendapatkan sertifikat penerbangan siswa tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-16.
Tahun 1947, Amstriong melanjutkan pendidikan di Universitas OPurdue, West Lafauette, Indiana dengan beasiswa dari angkatan Laut AS dan mempelajari teknik penerbangan (aeronautical engineering).
Berkat ketrampilannya, Amstrong dipercaya mengemudikan pesawat saat Perang Korea pecah pada 1950. Ia juga turut dikerahkan ke garis depan dalam misi polisionil sebelum akhirnya pindah ke National Advisory Committee for Aeronautics (NACA) , badan antariksa AS sebelum NASA.
Baca Juga: Mengenang Setengah Abad Perjalanan Neil Amstrong Cs ke Bulan
Berbekal pengalaman menjadi pilot yang menguji coba hingga 200-an model pesawat terbang berkecepatan tinggi yang mampu menempuh kecepatan hingga 6.000 kilometer per jam, Neil kemudian resmi bergabung dengan program luar angkasa Gemini sebagai pilot komando pada 1962.
Setelah sukses di misi Gemini, Amstrong mengemban misi selanjutnya, yakni Apollo 11, dengan menjadi komando ke bulan dengan pesawat Eagle. Misi yang diluncurkan pada 16 Juli 1969 itu membawa tiga orang astronot: Neil Amstrong, Edwin “Buzz” Aldrin, dan Michael Chollins.
Empat hari kemudian, Sabtu, 20 Juli 1969, misi tersebut sukses mendaratkan pesawat modul bulan dengan membawa Amstrong dan Aldrin. Sementara Collins menunggu di modul komando dan mengorbit bulan.
Amstrong yang berposisi sebagai pilot mendapat kehormatan untuk melangkah keluar, dan menjejakkan kakinya untuk pertama kali di bulan disusul oleh Aldrin.
Di hadapan sekitar 500 juta umat manusia yang menyaksikan siaran langsung memontum tersebut lewat televisi, Amstrong pun mengatakan: “Inilah satu langkah kecil manusia, sebuah lompatan besar untuk umat manusia.”
Setelah hampir 21 jam 36 menit di permukaan bulan, Amstrong kemudian menerbangkan kembali modul bulan dan kembali bergabung dengan moduul komando di orbit bulan sebelum memulai perjalanan kembali menuju bumi pada 21 Juli.
Mereka tiba kembali di bumi 24 Juli 1969 dan mendarat di perairan Samudera Pasifik, setelah tiga hari menempuh perjalanan pulang dari orbit bulan untuk kemudian kembali ke atmosfer bumi.
Kepungan Teori Konspirasi
Setelah berhasil dalam misi pendaratan di bulan dan kemball lagi ke bumi, misi spektakuler dalam sejarah umat manusia itu sempat menimbulkan teori konspirasi oleh sejumlah orang yang tidak meyakini bahwa manusia pernah menginjakkan kakinya di bulan.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh NASA, dikutip dari BBC, mereka melaporkan bahwa jumlah orang Amerika yang percaya bahwa pendaratan di bulan dipalsukan oleh pemerintah Amerika berada di kisaran 5%. Meskipun ini tergolong rendah, namun tetap saja membuat teori konspirasi terus hidup.

Teori tersebut mengalami peningkatan ketika buku berjudul We Never Went to the Moon America’s Thirty Billion Dollar Swindle karya Bill Kaysing diterbitkan pada 1976. Dalam buku tersebut, Bill, seorang wartawan dan pegawai bagian hubungan masyarakat kontraktor NASA memaparkan sejumlah argumen yang kemudian dipakai oleh para penyangkal.
Penyangkalan-penyangkalan tersebut –antara lain– Pengibaran bendera AS di lingkungan hampa udara. Bintang tak terlihat di bulan. Jejak kaki palsu. Radiasi bisa membunuh astronot. Arah bayangan di sejumlah foto dokumentasi tampak tidak seragam. Crosshair yang menghilang di foto, dan lain sebagainya.
Bahkan, sutradara kenamaan Stanley Kubrick pun kena tuduhan yang sama dengan turut serta merekayasa pendaratan di bulan karena salah satu master piece filmnya, 2001; A Space Odyssey, dianggap lebih realistis dibandingkan sebagai sebuah produk film fiksi ilmiah. Dalam teori mereka, sebagaimana dicatat Guardian, kurang lebih berbunyi begini:
“Pada 1968 Stanley diam-diam didekati NASA yang memintanya untuk menyutradarai tiga adegan pendaratan di permukaan bulan. Stanley bekerja selama 16 bulan di dalam set khusus di Huntsville, Alabama, untuk menciptakan rekaman misi Apollo 11 dan 12.”
Terlepas dari itu semua, sebuah foto penting kemudian menggugurkan teori konspirasi tersebut. Yakni serangkain foto yang diambil oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) dan diungkapkan NASA memperlihatkan foto terbaru semua tempat pendaratan Apollo.
Foto itu diambil dari wahana yang mengorbit bulan sejak tahun 2009 dan memperlihatkan bukti kuat bahwa pendaratan bulan memang terjadi. Salah satunya adalah foto tempat pendaratan Apollo 11, dimana publik bisa melihat bekas pada tanah dan bahkan sisa modul Bulan.
Lain dari itu, LRO juga memperlihatkan bendera yang ditancapkan enam awak yang mendarat di bulan masih ada – wahana melihat bayangannya pada daratan. Meskipun sejumlah teori konspirasi di atas telah digugurkan lewat bukti-bukti otentik pendaratan di bulan, namun berbagai teori tentang itu masih dipercaya oleh segelintir orang, bahkan hingga saat ini. Entah sampai kapan.
BACA JUGA: Cek JURNALISTIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini