Ceknricek.com—Anugerah Nobel Sastra 2020 jatuh ke tangan Louise Gluck, penyair papan atas Amerika Serikat. Kemenangan Louise menjadikannya perempuan ke-16 yang mendapatkan penghargaan ini, setelah Olga Tokarczuk pada 2018 dan Svetlana Alexievich di 2015.
“Dia mencari universalitas. Tiga karakteristik bersatu dalam karyanya: ada topik keluarga, kecerdasan yang keras tapi juga menyenangkan, dan rasa komposisi yang halus dalam setiap syairnya,” ucap Anders Olsson,Ketua Komite Nobel dalam pengantarnya, Kamis (8/10/20).
Louise Glück dikenal sebagai profesor bahasa Inggris di Universitas Yale, New Haven, Connecticut. Dia memulai debut kepenulisan pada 1968 lewat Firstborn. Namanya pun diakui sebagai salah satu penyair paling terkemuka dalam dunia sastra kontemporer Amerika Serikat. Louise Glück sukses menerbitkan 12 kumpulan buku puisi dan beberapa volume esai tentang puisi.
Puisi-puisinya mendengarkan apa yang tersisa dari mimpi dan delusi. Ia mengambil inspirasi dari mitos dan cerita-cerita klasik yang sebagian besar hadir dalam karyanya. Lewat karya koleksi puisi The Wild Iris ia meraih penghargaan Pulitzer pada 1993. Topik kehidupan soal keluarga, suara yang lantang dan berani, dan pendukung perubahan. Anders Olsson juga menyebutkan kelihaian Louise Glück adalah penggunaan diksi biasa dalam puisinya.
Sebelum Louise Glück, Nobel Sastra 2019 menuai kontroversi karena diberikan kepada Peter Handke. Ia dikecam karena pandangan politik dan isu genosida. Nobel Sastra 2018 diberikan kepada penulis asal Polandia, Olga Tokarczuk yang pengumumannya tertunda karena skandal pelecehan seksual. Sebelum anugerah diterima oleh penulis Jepang yang tinggal di Inggris Kazuo Ishiguro, dan Nobel Sastra 2016 kepada Bob Dylan yang juga menuai kontroversi.