Ceknricek.com — Chairman OSO Group, Oesman Sapta Odang, mengangkat KH Said Aqil Siradj menjadi Presiden Komisaris (Preskom) OSO Group. Selain Kiai Said, Oso –begitu Oesman Sapta Odang akrab disapa– juga mengangkat Letnan Jenderal (Purn) Gories Mere sebagai Komisaris Independen di perusahaan tersebut.
“OSO Group mendapat kehormatan. Kita memiliki Presiden Komisaris baru, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj. Sejak malam ini, beliau menyatakan bersedia menjadi Presiden Komisaris OSO Group. Kemudian, letnan Jenderal (Purn) Gories Mere, diangkat menjadi Komisaris Independen OSO Grup,” ujar OSO dalam acara Corporate Gathering OSO Group, di Grand Ballroom Hotel Ritz Charlton, Jakarta, Rabu (29/1) malam.
Mantan ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu meyakini, bergabungnya dua tokoh tersebut akan membuat OSO Group semakin besar. “Atas nama keluarga dan organisasi, saya berdoa semoga semua diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan membangun organisasi ini dengan hati nurani,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Yakin OSO Bisa Besarkan Partai Hanura
Pria kelahiran Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat, 18 Agustus 1950 itu menambahkan, Kyai Said dan Gories Mere akan menjadi kunci dalam rangka membangun kekuatan OSO Group dengan strategi 5S.
“S” pertama adalah strategi. “Strategi apa yang ingin dibangun ke depan untuk memajukan perusahaan ini,” kata OSO.
“S” kedua adalah struktur, dan S yang ketiga ialah skill. “Di sini, yang perlu diperhatikan adalah penempatan orang di posisi yang tepat. The right man in the right place,” ujar dia.
“S” keempat adalah sistem. Menurut OSO, setelah ada strategi, struktur dan skill, tapi tak memiliki sistem, perusahaan tidak akan berjalan dengan maksimal.
“Nah, ‘S’ yang kelima adalah speed and target. Sebuah perusahaan harus memiliki target. Dalam mencapai target itu harus punya ukuran waktu. Jadi, speed and target adalah kecepatan dalam pencapaian hasil daripada target itu sendiri,” urai Ketua Umum DPP Partai Hanura ini.
OSO menambahkan, “5S” telah menjadi filosofi hidupnya. Dengan prinsip itulah ia membangun perusahaannya mulai dari nol.
“Bayangkan, saya membangun perusahaan ini dengan modal Rp500 ribu pada tahun 1974. Itupun kredit di bank. Waktu itu, di perusahaan hanya tiga orang. Saya, pembantu dan staf saja,” kenang dia.
Dalam kesempatan itu, OSO juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para karyawan yang telah mengabdi dalam berbagai kurun waktu di perusahaannya yang kini telah menggurita.
Mantan wakil ketua MPR itu menambahkan, pengalaman hidup telah memberikan banyak pelajaran berharga kepadanya. Ia juga memotivasi karyawannya untuk bisa berbuat lebih besar.
“Dari tahun 1974 sampai sekarang, tidak ada karyawan yang mau berhenti ketika bekerja sama saya. Artinya, saya sayang sama karyawan, walaupun kadang saya suka menegur dan memarahi, tapi jadi juga,” tegas dia.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini