Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Para Pecinta Anjing Menanggapi

Opini October 5, 20214 Mins Read

Ceknricek.com–Naskah How To Learn Philosophy From My Dog (memperoleh tanggapan dari berbagai pencinta anjing antara lain :

Budayawan Titus Tri Wibowo

Saya pernah memiliki 21 ekor anjing, semua dapat dari menemukan atau diberi teman yang sudah bosan. Bahkan ada yang dibuang di depan rumah oléh orang yang mungkin tahu saya menampung anjing-anjing. Tiga anak anjing golden retriever tengah malam menangis saya memungutnya. Anjing pertama yang saya pungut dari seorang teman berdinas di DKK yang memberitahu ada anjing kesasar di kantornya.

Si bronnie (saya namakan begitu) adalah pincer coklat menjadi teman si Igin dan si Moni peninggalan ibu saya. Banyak jenis akhirnya menjadi teman saya. Mulai dari poedel, terier, hingga black flatcoat. Terakhir adalah si Nayla, pom dari mas Benny. Pengalaman saya belajar filsafat dari mereka nggak béda jauh dengan pengalaman Jaya Suprana belajar filsafat dari si Ceko.

Ekolog Prof. Hendra Gunawan

Saya pernah memiliki anjing hingga 10 ekor, ada 4 yang paling lama dan sangat dekat yaitu Chiki (sejenis peking), Chiko (seperti pemburu dengan warna kulit merah, mata merah dan badan ramping), Brino (berbadan besar dengan banyak rambut dari kepala hingga ekor) dan Kapuk (kulitnya putih bersih seperti kapuk, ekor berambut lebat, badan ramping). Maaf saya tidak tau soal ras anjing. Sebenarnya jauh sebelumnya, tahun 1970an kami orang desa sudah akrab dengan anjing sebagai kawan bekerja di ladang dan penjaga rumah.

Dulu kami hanya mengenal anjing kampung, yang kulitnya memiliki banyak pola warna namun rambutnya tidak lebat. Nama namanyapun nama kampung seperti Polang, wage, kliwon, dan comong. Ketika ada film rin tin tin dan film lain di tvri, saya mencoba memberi nama anak anak anjing kami yang baru lahir dengan nama lebih keren seperti rintintin, joe, Jims, dan west.

Sekarang di kampung kami sudah tidak ada yang pelihara anjing. Keluarga saya di kampung pun sudah tidak pelihara anjing. Mungkin ada perubahan persepsi terhadap anjing atau memang sudah tidak dibutuhkan lagi, mengingat memelihara anjing kala itu gunanya untuk mengusir babi hutan, berburu tikus atau mengusir garangan yang akan memakan ayam. Juga untuk menjaga rumah yang kala itu masih gelap gulita.

Ketika babi hutan, tikus dan garangan tidak ada dan tidak menjadi hama, maka peran anjing sudah tidak dibutuhkan lagi. Juga ketika kampung sudah terang benderang, peran penjaga rumah dengan mata tajam dan penciuman tajam sudah tidak

dibutuhkan lagi.

Kami tidak menjual atau membuangnya, mereka berangsur berkurang karena mati tua dan tidak ada keturunannya lagi. Seperti Kapuk yang meninggal ketika tiduran di bawah mobil truk pengangkut gula kelapa yang sedang parkir di depan rumah kami.

Ketika mobil berangkat, Kapuk tak menyadarinya, dan sungguh mengerikan akibatnya. Kami menguburnya dengan layak di bawah pohon kedondong di kebun kami.

Brino pasangannya kala itu ikut melolong lolong menangis. Selanjutnya Brino tetap setia ikut kami. Kalau saya pulang dari Bogor (kuliah) Brino menyambut dengan suka cita. Dia menyimak kalo saya ngobrol kangen-kangenan dengan bapak atau ibu.

Ketika saya bilang ke Ibu, kalau saya mau ziarah ke makam kakak. Brino sudah lari duluan di depan menuju makam kakak, seolah ingin menjadi pembuka jalan atau penunjuk jalan, padahal saya naik motor karena jaraknya lumayan jauh. Heran, kok dia tahu kalau saya mau ke makam? Padahal dia hanya menyimak obrolan kami.

Tahun demi tahun terus berlalu, hingga masa tua Brino tiba. Rambutnya rontok, mulai banyak koreng, dan reaksinya lamban, serta badannya jorok. Mula mula dia dilarang masuk rumah, wilayah kerjanya hanya di luar rumah dan kebun. Jika masuk rumah biasanya diusir.

Suatu hari Brino mencoba mendekat ke kami, dari kami tidak ada yang menerima, semua mengusirnya menjauh. Rupanya Brino sedih merasa sudah tidak dibutuhkan, Dia pun diam diam pergi dari rumah dan tidak kembali lagi.

Kami pun merasa tidak kehilangan, bahkan merasa hilang beban. Beberapa hari kemudian ada seseorang melapor ke kami. Dia melihat Brino sendiri seperti bingung mondar mandir di tepi sungai. Kemudian secara tiba tiba Brino menceburkan diri ke sungai yang dalam dan berarus deras itu. Kemudian menghilang ditelan aliran sungai.

Mungkinkah Brino bunuh diri?? Maafkan kami Brino. Semoga kau damai di sana. Kebaikanmu akan terus kami kenang. Demikian kisah nyata kami belajar filsafat dari Brino.

Belajar filsafat pecintaanjing
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.