Ceknricek.com — Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra menyebut virus korona jenis baru yang menyebabkan Covid-19 memiliki potensi penularan ke hewan meski kejadiannya sangat langka dan tidak berbahaya bagi hewan itu.
“Potensi penularan dari manusia ke hewan lain itu mungkin. Artinya mungkin virus tersebut punya kecocokan reseptor dengan hewan tersebut,” kata peneliti sekaligus pakar biologi itu dilansir Antara, Selasa (7/4).
Menurut Sugiyono, penularan penyakit dari manusia ke hewan disebut dengan istilah zooanthroponosis dan biasanya terjadi karena kecocokan reseptor membuat virus itu dapat menempel ke inang di hewan dan bereplikasi atau memperbanyak diri.
Itu juga menandakan, kata dia, bahwa SARS-CoV-2 itu jangkauannya luas karena tidak hanya dapat terjadi penularan sesama manusia tapi juga antara manusia ke hewan terutama mamalia.
Tapi zooanthroponosis itu sangat jarang terjadi dan masih perlu penelitian lebih lanjut bagaimana hal itu bisa terjadi.
“Tapi perlu ditekankan selain jarang terjadi tidak ada bukti yang memperlihatkan hewan yang tertular itu akan menularkan ke manusia lagi,” kata dia.
Sebelumnya, seekor harimau malaya yang berada di konservasi satwa liar di Kebun Binatang Bronx, New York, Amerika Serikat, terbukti terinfeksi virus Covid-19 setelah melakukan kontak dengan penjaga hewan.
Baca juga: Harimau Malaya di Kebun Binatang Bronx Positif Virus Korona
Harimau tersebut mengalami batuk tapi diperkirakan akan segera sembuh. Tidak hanya itu, seekor anjing di Hong Kong dan kucing di Belgia juga diduga terinfeksi penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu.
Virus korona bukanlah hal yang langka di hewan dengan beberapa hewan terbukti memiliki jenis virus itu seperti ular dan kelelawar meski tidak membuat hewan tersebut sakit.
Asumsi itu, kata pakar patologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Agus Setiyono, muncul karena hewan-hewan itu tidak menunjukkan gejala klinis. Hal itu mirip dengan hasil penelitian yang telah dilakukannya terhadap kelelawar buah di Indonesia.
Menurutnya kelelawar itu memiliki virus korona tapi hewan itu tidak menunjukkan sakit atau gejala klinis lain.
“Kelelawar yang kita teliti tidak menunjukkan sakit tapi mengandung virus. Virusnya kebetulan betacoronavirus yang berpotensi menyebabkan persoalan di manusia,” ujar dia.
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini