Ceknricek.com — Pengusaha pusat perbelanjaan (mal) dan ritel mengaku mengalami kesulitan yang luar biasa untuk bisa bertahan di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, jumlah pengunjung mal turun drastis sejak Maret 2020 lalu, pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Kondisi penurunan pun terus berlanjut hingga saat ini.
“Permasalahannya, kondisi saat ini pusat perbelanjaan dan ritel alami kesulitan yang luar biasa. Jadi pusat perbelanjaan itu sudah defisit besar-besaran,” ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (28/9/20).
Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan tingkat kunjungan mal turun drastis. Diantaranya karena pandemi Covid-19 membuat masyarakat masih berhati-hati, kemudian karena daya beli masyarakat yang merosot tajam.
Baca juga: Lima Mall yang Tutup Sementara di Tengah Pandemi Covid-19
Namun terkait di Jakarta, penurunan kunjungan juga didorong kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih diberlakukan pemerintah daerah. Pemprov DKI Jakarta masih menerapkan pengetatan PSBB, setelah sebelumnya cukup longgar dengan PSBB Transisi.
Dalam PSBB ketat Jakarta, restoran maupun kafe dilarang menyediakan layanan makan di tempat atau dine in. Menurut Alphonzus kondisi ini sangat menyulitkan, sebab destinasi utama masyarakat ke mal adalah ke restoran dan kafe.
“Lalu ada faktor restoran dan kafe enggak bisa dine in. Padahal restoran dan kafe jadi destinasi utama di pusat perbelanjaan, tidak semua produk bisa take away dan delivery,” kata dia.
BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini