Ceknricek.com — Pemerintah Jepang akan memberikan pengampunan kepada penjahat (amnesti) sebagai penghormatan kepada Kaisar Naruhito saat upacara penobatan Oktober mendatang.
Dilansir Kyodo News, Jumat (3/5), amnesti itu akan menjadi yang pertama setelah tahun 1993, ketika Naruhito yang masih berstatus Putra Mahkota menikah dengan Putri Masako.
Meski akan memberi amnesti, namun sumber tersebut menerangkan bahwa amnesti hanya diperuntukkan bagi pelaku kejahatan kecil dan pemerintah juga membatasi jumlah penjahat yang diampuni.
Amnesti biasanya diberikan ketika hari nasional atau perayaan maupun pemakaman yang melibatkan anggota keluarga kekaisaran.
Seperti, misalnya, pada tahun 1989. Saat itu, Kaisar Hirohito yang juga bergelar Kaisar Showa, wafat, Jepang memberikan pengampunan kepada sekitar 10 juta orang. Kemudian upacara penobatan Kaisar Akihito pada 1990, diberikan amnesti bagi 2,5 juta orang.
Pemerintah tidak mengembuskan isu amnesti ketika Kaisar Akihito yang merupakan ayah Naruhito memutuskan turun takhta pada Selasa (30/4/2019).
Meski begitu, isu pemberian pengampunan itu dilontarkan saat Sokuirei Seiden no-gi, atau upacara penobatan Kaisar Naruhito yang akan digelar pada 22 Oktober mendatang.
Di Jepang, pengampunan bisa diberikan berdasarkan perintah kabinet dengan mempertimbangkan jenis kejahatan yang ditanggung oleh pelaku tersebut.
Terdapat tiga jenis ampunan yang bisa diberikan. Membebaskannya, mengurangi durasi hukuman, maupun memulihkan hak narapidana yang ditangguhkan.
Sejumlah pakar menilai pemberian amnesti akan menjadi insentif bagi pelaku kejahatan untuk bertobat. Namun ada juga pakar yang menyatakan sebaliknya. Para pakar yang bersikap kontra memperingatkan amnesti itu adalah tindakan yang bisa merusak independensi kekuatan hukum, eksekutif, maupun yudisial.