Ceknricek.com — Presiden Cina Xi Jinping tiba di Pyongyang, Korea Utara, untuk bertemu Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un, Kamis (20/6). Xi ditemani sejumlah pejabat Cina termasuk dua diplomat tinggi dan Kepala Dewan Pembangunan dan Reformasi Cina, He Lifeng.
Presiden Xi dijadwalkan berada di Korut selama dua hari. Ia menjadi pemimpin pertama Cina pertama yang mengunjungi Korut dalam 14 tahun terakhir. Sementara, Kim Jong-un sudah empat kali mengunjungi Xi di Beijing sejak tahun lalu.
Surat kabar Korut, Rodong Sinmun, menuturkan lawatan XI menggambarkan relasi Beijing-Pyongyang “tidak akan pernah goyah meski diterjang badai”. Koran itu menganggap tantangan itu justru “memperkuat ikatan darah” antara kedua bangsa.
Selain bertemu dengan Kim Jong-un, Presiden Xi juga dijadwalkan mengunjungi Menara Persahabatan. Menara itu sengaja dibangun untuk memperingati jasa tentara Cina yang membantu tentara Korut selama Perang Korea pada 1950-1953 silam.
Selama kedatangan, pengamanan ketat terlihat di Museum Pembebasan Perang, dimana sekelompok detasemen tentara berjaket putih terlihat berjaga di depan bangunan yang kemungkinan juga akan dikunjungi Xi.
Sumber: CNBC
Korut dan Cina terus memperkuat relasi bilateral selama beberapa tahun terakhir, meski Beijing sempat mendukung serangkaian sanksi internasional dari PBB karena ambisi senjata nuklir Pyongyang.
Menurut ahli Korut dari Universitas Yanbian, Cina, Li Zhonglin, lawatan Xi bukan kebetulan saja. Menurutnya, Cina sangat berharap bisa memainkan peran dalam membujuk Korut dan AS untuk melanjutkan pembicaraan denuklirisasi setelah gagal mencapai kesepakatan pada KTT kedua Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un di Hanoi, Vietnam, Maret lalu.
“Kunjungan Presiden XI ke Korut dapat memainkan peran positif dalam membawa KTT AS-Korut ketiga. Cina ingin terobosan,” kata Li. Ia menganggap pertemuan Xi dengan Kim Jong-un ini meningkatkan pengaruh Cina terhadap Korut.
Lawatan Xi dinilai bisa memperkuat nilai tawar Cina menjelang pertemuan dengan Trump di sela KTT G20 pada 28-29 Juni nanti. Keduanya dikabarkan akan mendiskusikan masalah perang dagang yang masih terjadi antara AS-Cina.