Ceknricek.com — Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) awal pekan memerah terbawa sentimen kekhawatiran terhadap Virus Corona. Sementara nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin sore ditutup terkoreksi seiring pelemahan mayoritas mata uang regional Asia.
IHSG ditutup melemah 110,9 poin atau 1,78 persen ke posisi 6.133,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 21,72 poin atau 2,12 persen menjadi 1.003,79.
Dibuka melemah, IHSG tak beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Secara sektoral, semua sektor terkoreksi dimana sektor industri dasar turun paling dalam yaitu minus 4,47 persen, diikuti sektor aneka industri dan sektor pertambangan masing-masing minus 3,12 persen dan minus 2,84 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau “net foreign buy” sebesar Rp161,16 miliar. Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Nikkei melemah 483,7 poin atau 2,03 persen ke 23.343,5, indeks Hang Seng dan indeks Straits Times libur.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 406.466 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,68 miliar lembar saham senilai Rp4,94 triliun. Sebanyak 77 saham naik, 351 saham menurun, dan 101 saham tidak bergerak nilainya.

Senada dengan IHSG, Rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,24 persen di level Rp13.615 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.583 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.612 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.632 per dolar AS.
Di pasar spot, rupiah pada pagi hari dibuka stagnan di level Rp13.583 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.583 per dolar AS hingga Rp13.621 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi seperti dilansir Antara mengatakan ada kekhawatiran jika Virus Corona menyebar lebih jauh, yang akan mencegah investor mengambil risiko yang berlebihan. Otoritas kesehatan di seluruh dunia saat ini tengah berlomba untuk mencegah wabah Virus Corona, yang telah menginfeksi lebih dari 2.000 orang di China dan menewaskan 76 orang.
Baca Juga: Imbas ‘Corona’, Kunjungan Turis China ke Tanah Datar Dibatalkan
Dengan memanasnya kembali kondisi global akibat Virus Corona, lanjut Ibrahim, pemerintah terus melakukan strategi bauran guna untuk menenangkan kondisi pasar dan meyakinkan bahwa perekonomian dalam negeri cukup stabil
Sentimen lainnya, lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch Rating dalam rilis minggu kemarin masih mempertahankan peringkat utang Indonesia di level “BBB” dengan outlook stabil. Faktor yang mendukung antara lain adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini