Ceknricek — Nilai Tukar (kurs) rupiah pada perdagangan mata uang di Jakarta, Senin (15/4) sore, terlihat menguat setelah sebelumnya dibuka pada angka Rp14.085 per US$. Pantauan melalui situs Bloomberg menujukkan penguatan rupiah sebesar 24 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.064 per US$.
Pembukaan pasar pagi tadi menunjukkan penguatan rupiah 35 poin dari penutupan Jumat (12/4) atau 0,2 persen menjadi Rp14.085 per dolar AS. Pada pukul 09.28 WIB , pergerakan rupiah mulai menunjukkan penguatan di angka Rp14.070 per US$.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin (15/4) mengatakan, neraca perdagangan Maret yang mengalami surplus sebesar US$540 juta membantu rupiah apresiasi terhadap dolar AS.
“Dengan realisasi ekspor dan impor, maka terjadi surplus untuk dua bulan berturut-turut. Di Februari 2019 terjadi surplus US$330 juta AS dan di Maret 2019 senilai US$540 juta,” ujar Ibrahim.
Sementara itu, dari eksternal, hasrat pelaku pasar bertambah besar kala ada perkembangan positif dari negosiasi Brexit. Uni Eropa sepakat untuk memberikan perpanjangan waktu pelaksanaan Brexit dari 12 April menjadi akhir Oktober 2019.
Dengan begitu, pemerintah Inggris akan punya cukup waktu untuk bernegosiasi dengan parlemen agar “No-Deal Brexit” bisa dihindari. Ada kemungkinan pemerintah akan melakukan referendum tahap kedua.
Selain itu, sentimen eksternal lainnya, yaitu meredanya kekhawatiran terhadap potensi penurunan pertumbuhan ekonomi China setelah data ekspor China tumbuh 14,2 persen (yoy) di Maret. Selain itu, data industrial Production Index China di Februari hanya turun 0,3 persen (yoy) atau lebih rendah ketimbang di Januari yang turun hingga 0,7 persen (yoy).
Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.063 per US$ hingga Rp14.085 per US$. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.067 per US$ dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.153 per US$. (Antara)