Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Peranan Militer Dalam Menghadapi Coronavirus

Opini March 29, 20205 Mins Read

Ceknricek.com –Pemerintah sudah membentuk Gugus Tugas penanganan Covid-19 di bawah kendali jenderal Doni Monardo, yang juga ketua BNPB (Badan Nasional Penangulangan Bencana). Pembentukan itu dilakukan melalui kepres no 7/2020 pada tanggal 13 Maret 2020, lalu disempurnakan lagi dengan kepres 9/2020 beberapa hari lalu.

Tujuan Gugus Tugas ini adalah membangun ketahanan kesehatan bangsa, mengendalikan pandemi coronavirus dan mensinergikan beberapa potensi lintas departemen dan wilayah untuk melawan pandemik itu.

Sepanjang dua minggu ini Gugus Tugas dibentuk, kita masih melihat berbagai kejadian al:

  • Kantor Menko Maritim dan Investasi melakukan konferensi press kedatangan bantuan RRC dengan wartawan tanpa “social distancing”.
  • masyarakat melakukan gelombang mudik dari Jabotabek ke daerah-daerah, sehingga berpotensi menyebarkan virus corona ke daerah-daerah, khususnya pulau Jawa.
  • Dewan Guru Besar FK UI dan IDI meminta pemerintah melakukan “lockdown”, namun pemerintah tidak mengindahkan.
  • TKA asal pandemik China datang ke Kendari yang mengakibatkan polemik dan saling serang antara petinggi negara baik antara kementerian vs. kementerian maupun kementerian vs. Kepala daerah.
  • Pemerintah mengumumkan bahwa orang-orang miskin adalah sumber penularan penyakit
  • Pemerintah meminta rakyat menyumbang untuk mengatasi wabah ini.
  • Pemerintah pusat meminta pemerintah daerah menanggung biaya sistem kesehatan   nasional BPJS, padahal ini beban pusat
  • Belum ada kepastian kemampuan negara menanggung nasib ekonomi rakyat terkait dampak coronavirus.
  • Potensi kerawanan dan peningkatan kriminalitas paska kesulitan ekonomi belum diantisipasi, dll.

Kesan lambatnya Gugus Tugas ini terjadi antara lain karena:

  • Gugus tugas ini adalah institusi yang bersifat koordinatif. Sehingga unsure-unsur negara lainnya, seperti pemerintah daerah, dengan otoritas mereka yang dijamin UU, tetap melakukan langkah operasional yang merespon situasi di daerah. Respon ini terkadang terlihat belum terkoordinasi dengan Gugus Tugas nasional. Contohnya, ketika Papua ingin melakukan “Lockdown”, surat yang dilayangkan pemerintah Papua adalah kepada Jokowi dan atau Mendagri. Di sini peranan Gugus Tugas tidak signifikan.
  • Konsolidasi Gugus Tugas terhambat karena konsolidasi logistik melalui realokasi anggaran membutuhkan waktu.
  • Pengerahan kekuatan pemaksa a. l. aparatur militer dan polisi terkendala dengan sifat koordinasi ala sipil.

Apakah Darurat Militer Perlu?

Pernyataan saya dalam diskusi di stasiun TV nasional pada Jumat( 27/3/2020) malam kemarin, yang mendukung militer mengambil tugas operasi non militer adalah sebagai berikut:

1) situasi pandemik coronavirus virus di Indonesia sangat kompleks dan komplikasi. Kompleks karena spektrum permasalahan terkait wabah dan dampak ekonomi sangat rumit karena pusat wabah ada di Jakarta dan lalu ke seluruh Jawa, di mana kepadatan penduduk mencapai 13.000-15.000 jiwa/km2. Banyaknya perkampungan kumuh menyulitkan “physical distancing” dan “social distancing”. Sehingga wabah akan sulit terkendali. Pada saat yang sama kekuatan sektor kesehatan kurang mendukung. Akselerasi wabah dibanding peningkatan kapasitas penanganan Covid-19 sangat berbanding terbalik. Beberapa dokter dan tim medis sudah kewalahan dan korban covid-19 terus bertambah.

2) Kemiskinan yang tinggi dan tidak gampang di atasi, dalam situasi wabah, membutuhkan strategi logistik yang cepat. Di mana orang-orang miskin harus mendapatkan haknya untuk makan. Apabila orang-orang miskin tidak dilindungi, maka ada legitimasi bagi orang-orang miskin menuntut hak-haknya untuk makan dengan jalan kekerasan.

3) Secara fisik TNI memiliki kekebalan tubuh relatif lebih baik dari non TNI. Fakta sudah menunjukkan beberapa kepala daerah, pejabat daerah, menteri, DPR, dan elit-elit nasional non militer, terinfeksi coronavirus. Sebagiannya wafat.

Dalam situasi wabah tentu saja garda depan mengelola negara, baik berkaitan dengan wabah, maupun dampak sosial ekonominya, perlu dikelola orang-orang militer, yang secara fisik lebih memiliki imunitas.

4) TNI memilik Sapta Marga dan payung UU untuk bertanggung jawab dalam menyelamatkan segenap tumpah darah anak-anak bangsa ini. Tentu saja ada perdebatan kapan TNI melakukan respon memenuhi tugasnya itu? Namun, tentu saja berlaku ungkapan lebih cepat lebih baik.

Tentara dan Demokrasi

Soal tentara masuk dalam urusan wabah coronavirus ini memang isu sensitif. Sebagian orang mendendam kehadiran militer dalam urusan sipil. Saya sendiri yang menjadi oposisi dalam rezim militer orde baru paling trauma kalau tentara mengambil alih situasi.

Namun, kecerdasan memahami situasi adalah hal yang paling penting saat ini. Situasi saat ini merupakan situasi “unprecedented” bagi kita. Belum pernah bangsa ini diserang virus. Diserang virus tidak dapat dihadapi dengan model perang menghadapi manusia maupun robot. Menghadapi virus dalam situasi kekompleksan kita dan komplikasi masalah akan cepat atau lambat memusnahkan elit-elit  bangsa dan juga sebagian masyarakat.

Dengan demikian cara pandang kita pada situasi adalah membutuhkan kehadiran kekuatan cepat. Dan itu ada pada militer. Sehingga pikiran kita soal demokrasi dapat dikebelakangkan dahulu.

Disinilah dibutuhkan trust. Sebuah kepercayaan untuk meminta kekuatan yang siap dan sigap. Juga kepercayaan bahwa TNI tentu tidak serta merta mengambil keuntungan nantinya paska wabah tersebut.

Penutup

Peranan militer dalam mengambil alih penangan wabah coronavirus ini sudah sangat diperlukan. Mengingat wabah coronavirus di Indonesia berkembang sangat cepat. Beberapa wilayah bahkan sudah phobia virus menjalar dari Jakarta ke daerah-daerah. Apalagi nanti pada musim mudik Ramadhan dan lebaran.

Dukungan saya ini tidak bermaksud mengurangi supremasi sipil dan demokrasi. Namun kompleksitas persoalannya dan komplikasi yang terjadi cepat atau lambat akan menjadi ancaman besar. Bisa saja kita percaya pada Gugus Tugas yang dikomandoi Doni Monardo, namun kelemahan struktural karena bersifat koordinatif harus diukur terus.

Jika dalam waktu dekat (saya garisbawahi jika dalam waktu dekat) akselerasi wabah tidak terkendali, ada baiknya darurat militer diberlakukan. Sebagai pecinta demokrasi kita perlu memberikan kepercayaan pada militer mengatasi pandemik ini.

Mudah-mudahan pikiran saya ini tidak ditanggapi emosional. Saya sendiri adalah oposisi terhadap rezim militer di masa orde baru. Namun, saat ini saya berpendapat saatnya militer menolong rakyatnya.

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

 

#Demokrasi lockdown militer viruscorona
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.