Ceknricek.com — Ekonomi global pada tahun 2019 lalu hanya tumbuh sebesar 2,3 persen. Pertumbuhan ini merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang berkepanjangan.
Dalam laporan PBB bertajuk “Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia PBB 2020”, Kamis (16/1), proyeksi pertumbuhan global 2,5 persen pada tahun ini dimungkinan jika risiko-risiko yang ada diatasi, tetapi peningkatan ketegangan perdagangan, gejolak keuangan atau peningkatan ketegangan geopolitik dapat menggagalkan pemulihan.
Kelemahan berkepanjangan dalam kegiatan ekonomi global dapat menyebabkan kemunduran yang signifikan untuk pembangunan berkelanjutan, termasuk tujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja yang layak untuk semua, kata laporan itu.
Sementara itu, ketidaksetaraan yang meluas dan krisis iklim yang semakin dalam memicu ketidakpuasan yang tumbuh di banyak bagian dunia, tambah laporan itu. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan, risiko-risiko ini dapat menimbulkan kerusakan parah dan jangka panjang pada prospek pembangunan.
Di Amerika Serikat, penurunan suku bunga baru-baru ini oleh Federal Reserve AS dapat memberikan dukungan untuk kegiatan ekonomi. Namun, mengingat ketidakpastian kebijakan yang terus-menerus, kepercayaan bisnis yang lemah, dan memudarnya stimulus fiskal, pertumbuhan PDB di AS diperkirakan melambat dari 2,2 persen pada 2019 menjadi 1,7 persen pada 2020.

Di Uni Eropa, manufaktur akan terus terganjal oleh ketidakpastian global, tetapi ini akan diimbangi sebagian oleh pertumbuhan stabil dalam konsumsi swasta, memungkinkan kenaikan moderat dalam pertumbuhan PDB dari 1,4 persen pada 2019 menjadi 1,6 persen pada 2020.
Meskipun ada hambatan besar, Asia Timur tetap menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan kontributor terbesar bagi pertumbuhan global. Di China, pertumbuhan PDB diproyeksikan turun moderat secara bertahap dari 6,1 persen pada 2019 menjadi 6,0 persen pada 2020 dan 5,9 persen pada 2021, didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang lebih akomodatif.
Pertumbuhan di negara-negara berkembang besar lainnya, termasuk Brazil, India, Meksiko, Rusia, dan Turki, diperkirakan akan mendapatkan momentum pada tahun ini.
Baca Juga: Poin-Poin Kesepakatan Fase I Amerika Serikat dan China
Sementara itu, PBB juga mencatat pertumbuhan PDB global telah meleset dari aspek-aspek penting keberlanjutan dan kesejahteraan. Di luar pertumbuhan PDB, langkah-langkah kesejahteraan lainnya dianggap telah melukiskan gambaran yang bahkan lebih suram di beberapa bagian dunia.
“Pembuat kebijakan harus bergerak di luar fokus sempit hanya pada meningkatkan pertumbuhan PDB, dan sebaliknya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan di semua bagian masyarakat,” kata Elliott Harris, kepala ekonom dan asisten sekretaris jenderal PBB untuk pembangunan ekonomi.
“Ini membutuhkan prioritas investasi dalam proyek-proyek pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan pendidikan, energi terbarukan, dan infrastruktur tangguh,” tambahnya.
BACA JUGA: Cek EKONOMI & BISNIS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini