Ceknricek.com — Eko Hendro Purnomo atau populer dengan nama Eko Patrio beberapa hari ini dirawat di rumah sakit. Fotonya diposting seorang kawan, Minggu (24/3) malam, di WAG Insan Televisi. Jumlah member WAG puluhan. Termasuk beberapa wartawan dan pengusaha Rachmat Gobel. Ada yang maju kembali sebagai caleg petahana pada Pemilu 17 April. Seperti Desy Ratnasari dan Eko Patrio. Ada yang wajah baru, Farhan dan Tina Talissa dan Rachmat Gobel.
Sumber : Istimewa
Sebagian member WAG semula merespons prihatin Eko sakit. Berdoa semoga artis, anggota DPR-RI itu yang kini maju kembali jadi caleg dapil Jakarta Timur cepat sembuh. Kembali beraktivitas seperti sediakala. Segera kembali ke dapil untuk berkampanye. Maklum ini sudah dekat hari H Pileg dan Pilpres 17 April mendatang.
“Kecapaian aja Pak. Saat capai kena virus dan bakteri, badan ambruk, panas dingin dan mengigil tapi sekarang sudah mau pulang, tinggal pemulihan di rumah”, jawabnya ketika ditanya malam itu.
Senin (25/3) pagi masuk Tantowi Yahya, Dubes New Zealand. Pak Dubes rupanya baru baca. Maklum di Indonesia malam, di Wellington, NZ, sudah larut malam. “Sakit apa Mas Eko?,” tanyanya.
Sumber : Fimela
Saya menggoda Eko. “Sakit ringan aja Pak Dubes, penyakit umum. Delapan dari sepuluh teman yang jadi caleg mengidap sakit seperti itu. Kalau nggak flu, ya lemas berkepanjangan”.
“Hahaha bener Pak IB, sakit caleg, apalagi tinggal berapa hari lagi nih. Farhan, Choky Sihotang, dan Pak Rachmat Gobel, bagaimana? Harus mengalami sakit caleg juga biar jadi pemenang hehehe,” timpal Eko.
Sumber : Istimewa
“LEMEZZZZZZZ,” masuk Farhan. Dia merupakan caleg dari Partai Nasdem.
“Sakit caleg Mas Tanto, ciri-cirinya mata kunang- kunang kalau lihat spanduk orang banyak dimana-mana. Keluar keringet dingin kalo ketemu konstituen tidak bawa apa-apa.” Nah Eko pun menyahut.
“Hehehe,” sahut Tantowi.
“Bagi pengalaman dong bagaimana mengolah DKI. Bagaimana untuk jadi pemenang,” pinta Eko kepada Tantowi.
“Gua juga udah lupa, Ko,” kata Pak Dubes.
“Konstituen DKI itu asyik kok. Jinak-jinak merpati. Tanya Bang IB, dia di dapil saya tuh,” tapi Tantowi kemudian melanjutkan.
“Wah asyik dong Jakarta Barat. Kalau Jakarta Timur dengan 6 kursi jinak-jinak……. ,” Eko melanjutkan.
“Kawan-kawan serius tuh Pak Dubes. Kasihan tuh mereka,“ saya mengingatkan.
“Momen pileg serentak dengan pilpres. Berita caleg ketutup sama Pilpres. Kemarin saya ngobrol sama Rano. Demi Tuhan saya baru tahu dia caleg juga rupanya. Udah ongkos yang keluar double. Benar nggak. Farhan?”, saya cerita.
“Bener banget! Karena caleg juga dibebani partai dan ditekan konstituen untuk kampanye capres …hehehe kejam nih KPU nya!,“ sahut Farhan.
Sumber : Tribunnews
Tidak lama Desy Ratnasari masuk. Dia semula hanya menyemangati Eko dengan mengucap semoga cepat sembuh untuk pentolan grouplawak terkenal Patrio itu.
“Thanks cantikkkk, semoga berhasil di Sukabumi nanti tgl 17,” sambut Eko.
Artis Desy Ratnasari juga caleg petahana dari Partai Amanat Nasional di daerah pemilihan Sukabumi, kampung halamannya. Ia selalu unggul di situ. Buktinya sekarang dia maju untuk periode ketiga di Senayan.
“Dapil sekarang neraka,” seru Desy.
“Incumbent kayak kalian Insya Allah kepilih lagi lah. Apalagi mantan gubernur seperti Rano Karno,” Tanto memberi semangat.
Saya tanya Desy, punya tim survey sendiri?
“PAN yang buat Pak Ilham…katanya aman…Aamiin YRA… Survey Radar Sukabumi katanya juga aman… Tapi tetap buat pikiran enggak aman…jd hrs kerjaaaaa keras seperti Pak Dubes bilang,” ungkapnya.
“Semua dapil jadi neraka untuk yang tidak punya modal dan tidak kerja,“ kata Tantowi.
Gambaran artis tentang beratnya medan kompetisi dalam Pileg dan Pilpres secara serentak hampir disuarakan semua caleg. Tidak cuma posisi caleg. Banyak parpol hadapi juga kondisi yang amat berat itu. Hasil berbagai lembaga survei menunjukkan, setidaknya ada tujuh parpol terancam tidak bisa lolos mengirimkan wakilnya ke parlemen. Batas ambang perolehan suara untuk parpol masuk parlemen 4 % hasil suara pemilu. Faktanya, banyak yang masih nol koma berdasarkan survei.