Ceknricek.com — Penggunaan teknologi terbukti efektif membantu polisi dalam pengelolaan manajemen lalu lintas selama periode arus mudik Lebaran 2019. Penggunaan peta digital seperti Google Map, misalnya, membuat polisi mudah melakukan pemetaan trafik lalu lintas, termasuk dalam melakukan rekayasa lalu lintas agar perjalanan mudik aman dan menyenangkan.
Masih dalam suasana mudik Lebaran 2019, semua stake holder dilibatkan untuk menciptakan keselamatan dan kenyamanan saat pulang kampung.
Menurut Brigjen Pol Chryishnanda Dwilaksana, Dirkamsel Korlantas Polri, penggunaan peta digital oleh petugas di lapangan dapat mewujudkan mudik senang sekaligus aman.
“Tahap awal untuk membudayakan penggunaan peta digital bisa dengan memanfaatkan aplikasi Google Map yang murah cepat. Semua bisa mengimplementasikan,” ujar Brigjen Chryisnanda dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/6).
Foto: Tempo
Brigjen Crysnanda menambahkan, dalam praktiknya, petugas lapangan juga mengecek hasil pantauan apakah sama atau tidak yang diinfokan dalam peta digital.
Misalnya, jika muncul warna merah pekat pada peta, petugas bisa mengantisipasi segera dengan melakukan upaya rekayasa lalu lintas untuk mencairkannya.
“Petugas polisi lalu lintas dapat dianalogikan dokter jantung mengobati sumbatan yang tergambar pada hasil MRI,” kata Brigjen Chryisnanda.
Polisi, khususnya Korlantas, membuat hasil analisa atas pelayanan mudik Lebaran. Dilanjutkan dengan membangun instant intelligence traffic analysis sebagai dasar modernisasi teknologi di Polantas.
Pada Operasi Ketupat tahun 2020 nanti, akan dilakukan electronic toll collection yang diyakini bisa dijadikan andalan untuk mengatasi masalah perlambatan di gerbang tol.
Brigjen Crysnanda menyebutkan, melalui TARC (Traffic Accident Research Centre), akan bisa dilakukan analisa dan kajian kecelakaan lalu lintas menonjol maupun implementasi Operasi Ketupat, baik pada tahapan manajemen maupun operasionalnya. Terutama dalam mengambil langkah-langkah prioritas dari pengalihan arus, sistem buka tutup, contra flow sampai dengan one way dapat dibuat protokolnya.
Foto: Istimewa
Brigjen Crysnanda menambahkan, pemberlakukan sistem K3I (Komunikasi Koordinasi Komando Pengendalian dan Informasi) dari tingkat pos polisi setiap Satlantas, induk PJR dan TMC Polda maupun NTMC dengan menggunakan peta digital dan data akan memudahkan petugas dalam mengurai perlambatan lalu lintas dan menangani hal-hal yang bersifat darurat secara cepat dan lebih akurat.
Tak kalah penting juga adalah meningkatkan kemitraan dengan pemangku kepentingan lainya untuk memberikan layanan lalu lintas yang prima ke masyarakat akan membantu meningkatkan sukses upaya penanganan lalu lintas di lapangan.
“Yang perlu menjadi perhatian juga adalah lokasi-lokasi seperti Tonjong di Bumiayu, dan Gentong maupun daerah-daerah wisata lainya yang secara geografis memerlukan rekayasa jalan atau dibangun jalur baru yang memenuhi standar road safety,” ungkap Brigjen Crysnanda.