Ceknricek.com — Selama ini masyarakat kerap kali sulit membedakan pneumonia dan COVID-19. Pneumonia dan COVID-19 dalam dunia kedokteran dikenal sebagai penyakit peradangan paru-paru.
Bagaimana membedakan pneumonia dan corona?
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin, (16/11/20) Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Telly Kamelia mengungkapkan ada perbedaan mendasar antara pneumonia dan COVID-19.
“Tidak semua pneumonia adalah COVID-19. Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan bakteri, virus dan jamur. Sedangkan pneumonia pada COVID-19 disebabkan virus SARS-CoV-2,” terangnya.
Lebih lanjut, Telly menerangkan perbedaan pneumonia umum dengan COVID-19 secara cepat akan membuat penanganan peradangan paru-paru oleh tenaga kesehatan lebih tepat dan cepat.
Prinsip pengobatan pneumonia adalah berdasarkan penyebab. Pneumonia pada COVID-19 ditangani dengan antivirus sebagai pengobatan kausal ditambah dengan pengobatan lainnya seperti klorokuin yang mudah ditemukan di Indonesia.
Klik video untuk tahu lebih banyak – SOSIALISASI 3M DARI YESSY GUSMAN
“Tetapi tetap yang terpenting adalah bagaimana mencegah agar tidak terkena pneumonia. Karena pada dasarnya, mencegah lebih baik daripada mengobati,” tambahnya.
Secara terpisah, dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Feni Fitriani menjelaskan dari segi gejala, pneumonia COVID-19 sama seperti radang paru-paru biasa dengan adanya demam, infeksi saluran pernapasan dengan gejala batuk kering, pilek, sesak napas dan lesu. Selain itu, napas penderita bisa tampak sangat cepat dari biasanya.
Peradangan paru-paru COVID-19 bisa berlangsung selama 14 hari atau kurang dari itu. Gejala berat peradangan paru akibat COVID-19 rentan menyerang pasien lansia dan penderita komorbid. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan deteksi dini demi memudahkan penanganan terhadap pasien.
Baca juga: UI Kembangkan Alat Deteksi Pneunomia Akibat COVID-19 Berbasis Kecerdasan Buatan
Baca juga: Staf Meninggal Karena Pneumonia, Gedung Samsat Jaktim Ditutup untuk Sterilisasi