Ceknricek.com — Tujuh pelajar ditangkap aparat keamanan Thailand, Senin (5/8) karena diduga terlibat dalam kejadian rentetan ledakan bom di Ibu Kota Bangkok. Namun, mereka hanya mengaku memasang satu bahan peledak untuk membalas lawan mereka.
Bangkok, seperti diketahui, tengah menjadi tuan rumah pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) dari negara-negara ASEAN dan mitra-mitra dari negara kekuatan dunia seperti Amerika Serikat (AS), China dan Rusia ketika insiden itu terjadi.
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha, Selasa (6/8) memastikan alat-alat peledak kecil–yang disebut bom pingpong itu meledak di beberapa lokasi di Bangkok, tapi tidak berdekatan dengan lokasi penyelenggaraan KTT.
“Bom-bom yang meledak ini dinilai tidak dirancang untuk memicu banyak korban jiwa, melainkan dimaksudkan sebagai serangan simbolis untuk mempermalukan pemerintah Thailand. Tapi tidak dirancang untuk menimbulkan korban dalam jumlah besar,” ujar Prayut.
Dilansir asiaone, aparat menyatakan dari hasil pemeriksaan kepada tujuh orang itu tidak ditemukan unsur politik atau lainnya. Menurut Kepala Kepolisian Metropolitan Divisi 4, Teerapong Wongratpitak, mereka yang ditahan berusia antara 15 sampai 17 tahun yang merupakan pelajar sekolah teknik menengah.
Wongratpitak menyatakan ketujuh pelajar itu menyatakan hanya memasang bom berdaya ledak rendah di Jalan Rama 9, Distrik Suan Luang. Akibat ledakan itu tiga penyapu jalan terluka.
Polisi juga menemukan dua bom rakitan yang belum meledak di depan gerai swalayan 7-Eleven di Jalan Tiwanon, Provinsi Nonthaburi. Bom itu juga dibuat oleh para pelajar STM yang telah ditahan.
Namun, dua ledakan berbeda juga terjadi di Stasiun MRT Chong Nansi di tengah kota dan sebuah kompleks pemerintahan di Jalan Chaengwattana, di pinggiran Bangkok. Polisi juga menyita sebuah bom yang gagal meledak.
Sampai saat ini belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian itu. Namun, Kepala Kepolisian Kerajaan Thailand, Chakthip Chaijinda, menuduh kelompok pemberontak di selatan Thailand terlibat dalam insiden itu.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha memerintahkan aparat menyelidiki kejadian tersebut hingga tuntas.