Ceknricek.com — Ahmad Hilmy Almusawa (22) barista tunanetra sekaligus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, membuat kopi di kedai Mata Hati Koffie, Jalan Kubis III, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, (21/7/20).
Keterbatasan Hilmy sebagai penyandang tunanetra tidak menghalangi kemahirannya dalam meracik kopi dan menyapa pelanggan yang datang dengan ramah untuk kemudian memberikan segelas kopi yang mereka pesan.
Ahmad Hilmy Almusawa menggunakan metode jumlah pump untuk mengukur jumlah gula dan kopi demi menghasilkan segelas kopi. Lewat bantuan alat timer, Hilmy bisa mengetahui kopi sudah siap keluar dari mesin pembuat kopi.
Kopi racikan Hilmy dibandrol kisaran harga Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per gelas. Namun, akibat pandemi Covid-19 membuat omzet usahanya anjlok hingga 70 persen. Jika sebelum pandemi dia bisa mengantongi Rp 1 juta per hari, kini Hanya menjadi Rp 300 ribu per hari.
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini