Ceknricek.com – Calon presiden Prabowo Subianto menggelar konferensi pers kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (8/5). Dalam kesempatan itu, Prabowo menyinggung Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal sebanyak 554 orang dan kasus Bachtiar Nasir.
Terkait korban KPPS menurut Prabowo persoalan ini harus diselidiki untuk mengetahui penyebabnya. Baru pemilu kali ini yang menimbulkan banyak korban.
“Hal ini belum pernah terjadi dalam Pemilu di Indonesia. Kami meminta pihak berwajib usut ini sehingga jelas apa yang terjadi sebenarnya,” ujar Prabowo.
Bahkan, jika diperlukan ada visum dan pemeriksaan medis terhadap mereka yang meninggal. Harapannya, bisa diketahui penyebab meninggalnya mereka yang bertugas demi menyukseskan pemilu.
“Kami mau tanggapi temuan dan atas nama BPN, kami belasungkawa sebesar-besarnya atas meninggalnya anggota KPPS. Bahkan, dilaporkan lebih dari 500 petugas pemilu dari berbagai tingkatan yang meninggal dalam proses pemilu,” kata Prabowo.
Sumber : Ashar/ceknricekcom
Terkait kasus Bachtiar Nasir menurut Prabowo Bachtiar tidak bersalah terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tindak pidana asal pengalihan aset Yayasan Keadilan Untuk Semua.
“Secara garis besar kami prihatin dan terus mengimbau pihak berwenang untuk meneliti kembali. Kami menyatakan keyakinan kami bahwa Ustaz Bachtiar Nasir tidak bersalah sama sekali,” ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan, kasus yang menjerat Bachtiar Nasir merupakan kasus lama yang terjadi pada 2017.
Menurut dia, tidak ada unsur pelanggaran pidana dalam kasus tersebut.
“Kembali diangkat kasus lama tersebut ini kami merasa sebagai suatu tindakan sesudah pernyataan ijtima ulama dan tokoh nasional ke III,” kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai, kasus yang menjerat Bachtiar Nasir sebagai kriminalisasi terhadap ulama dan upaya untuk membungkam tokoh-tokoh yang menjadi pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02.
Pada kesempatan itu Prabowo didampingi sejumlah petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN). Di antaranya, Amien Rais, Djoko Santoso, Titiek Soeharto dan Rizal Ramli.