Ceknricek.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, ke depan, negara cepat akan menguasai negara lambat, sehingga ia mengkritik proses perizinan yang masih berlangsung lama untuk mengurusi suatu persoalan.
Kritik itu ia sampaikan dalam pembukaan Muktamar V Partai Kebangkitan Bangsa (2019), di Nusa Dua, Bali, Selasa (20/8).
“Kuncinya adalah kecepatan. Ke depan tidak lagi negara besar kuasai negara kecil, namun negara cepat akan menguasai negara lambat,” kata Presiden Jokowi.
Presiden menceritakan pada 17 tahun yang lalu dirinya mengurus perizinan investasi di Dubai, Uni Emirate Arab, prosesnya sekitar 30 menit.
Di Indonesia menurut dia, proses perizinan mendirikan pembangkit listrik memerlukan waktu lima tahun karena ada 259 izin yang harus dilalui.
“Saya kejar dari 259 izin mengurus bisa dipangkas, lalu sekarang 58 izin namun proses masih tahunan,” katanya.
Baca Juga: Muhaimin Iskandar Terpilih Jadi Ketum PKB Periode 2019/24
Jokowi juga membandingkan antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA). Kedua negara memiliki minyak dan gas, namun UEA tidak memiliki mineral dan batu bara, emas, nikel, dan bauksit. Tapi, pendapatan per kapitanya US$43.000, sementara Indonesia hanya US$4.000.
Presiden juga menceritakan, di tahun 60-an, UEA menggunakan unta untuk angkutan orang, sementara Indonesia memakai (mobil) Holden dan lmpala.
“Di tahun 70-an mereka naik truk dan pick up, kita naik Toyota Kijang, namun tahun 80-85 mereka lompat, kendaraannya menggunakan Mercedes dan BMW sementara kita masih menggunakan Kijang,” ujarnya.
Presiden juga mengingatkan kepada legislatif agar tidak terlalu banyak membuat produk legislasi karena yang seharusnya diutamakan adalah kualitas bukan kuantitas.
Dia sudah menyampaikan kepada asosiasi DPRD seluruh Indonesia agar tidak membuat banyak Peraturan Daerah (Perda), 1-2 (cukup) namun kualitasnya baik untuk melindungi kepentingan negara dan rakyat.
BACA JUGA: Cek HUKUM, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.