Ceknricek.com — Presiden Joko Widodo terkaget-kaget mendengar laporan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Roni Dwi Susanto. Dalam sambutannya, saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2019 di Jakarta, Rabu (6/11), Roni mengungkapkan masih ada proses tender untuk proyek konstruksi senilai Rp31,7 triliun pada November 2019.
Padahal, tahun 2019 sendiri tinggal menyisakan dua bulan lagi. Total, masih ada paket pekerjaan senilai Rp39 triliun yang masih berproses pada sistem e-tendering. Angka ini akan mempengaruhi kinerja dan penyerapan anggaran.
“Tadi Pak Roni menyampaikan ini bulan apa? November, masih ada e-tendering Rp31 triliun, masih ditepuki tangan. Apa mau terus seperti itu?,” sindir Presiden Jokowi seperti dilansir Antara.
Jika dirinci, maka jumlah tersebut berasal dari pagu pengumuman e-tendering sejumlah Rp304,1 triliun namun yang sudah selesai tender baru Rp265,1 triliun dengan Rp182 triliun adalah proyek konstruksi. Presiden pun berharap ada perbaikan dalam proses e-tendering, meski sebelumnya proses ini disebut-sebut telah berhasil menghemat anggaran sekitar Rp177,93 triliun.
“Apa masih mau e-tendering, seperti itu? Saya tahu ada e-tendering yang cepat 3 hari, ada yang 15, ada yang 45 hari tapi apa yang seperti ini masih diteruskan? Rp31 triliun dilakukan e-tendering bisa cepet benar tapi ini urusan konstruksi, mau manggil siapa kontraktornya? Siapa? coba maju sini saya beri sepeda?,” kata Presiden dengan nada tinggi meski dalam nuansa bercanda.
“Tinggal 2 bulan masih urusan lelang konstruksi, ini tidak bisa diterus-teruskan. Saya mengalami semuanya seperti ini. Tidak mungkin lepas Agustus masih lelang tapi kenyataannya, banyak sekali dan tiap tahun kita ulang-ulang terus kesalahan ini,” ucap Presiden dengan tegas.
Kemarahan Presiden ini disebabkan akan kekhawatiran dari buruknya tender dan pengadaan barang dan jasa karena dilakukan dalam waktu mepet. Akibatnya, kualitas infrastuktur dan bangunan yang dibuat pun juga patut dipertanyakan.
“Akhirnya apa? Kualitas pasti jelek, jembatan ambruk, karena begini-begini ini, November masih tender, bagaimana? Gedung SD ada yang ambruk, karena apa? Ya begini-begini, kerja cepat-cepatan pas kerja, pas bulan basah, bulan hujan ya sudah, ngerti kita, tidak mungkin kita buat konstruksi kerja semua pakai payung, sudah bohong lah,” ungkap Presiden.
Baca Juga: Presiden: Yang Enggak Serius, Bisa Saya Copot di Tengah Jalan
Ke depannya, Presiden menegaskan agar kementerian maupun lembaga jangan mengulang pola pengadaan barang/jasa yang terburu-buru. Pasalnya, Presiden melihat pengadaan barang dan jasa kementerian/lembaga dan pemerintah daerah banyak yang dikerjakan pada kuartal IV anggaran tahun berjalan.
“Tahun depan kalau ada laporan lagi seperti ini Pak Roni, saya akan lihat di kota, kabupaten, provinsi mana atau di kementerian apa. Ngapain proses-proses e-procurement sudah jalan bertahun-tahun tapi mindset kita masih mindset manual. Apa gunanya e-procurement, e-purchasing, e-tendering?,” kata Jokowi.
“Buat apa bangun sistem seperti itu kalau bulan November masih ada e-tendering Rp31 triliun dan itu pekerjaan konstruksi? Kalau e-purchasing itu OK, pengadaan barang itu masih OK, tapi itu juga terlambat. Kita senangnya kejar-kejaran di Oktober, November Desember. Mindset seperti ini harus diubah,” ungkap Presiden dengan tegas.
BACA JUGA: Cek HEADLINE Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini