Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Prestasi BTP

Opini November 16, 20194 Mins Read

Ceknricek.com — “Orang berprestasi cenderung sukses ditempatkan di mana pun”.

Itu sering saya ucapkan di mana-mana. Di berbagai forum. Terutana forum SDM. Atau di depan kuliah umum di kampus.

Kesimpulan itu datang dari pengalaman panjang –30 tahun menggeluti dunia manajemen. Baik di orsos, pesantren, di perusahaan swasta, di BUMN.

Apakah Ahok –ups, maafkan– apakah BTP itu orang berprestasi?

Sehingga akan ditempatkan di salah satu BUMN?

Rencana itu sangat sangat baik. Kalau BTP memang dianggap orang yang selama ini berprestasi. Lepas siapapun ia. Apapun pendidikannya. Di mana pun perjalanan karier sebelumnya.

Bagaimana kalau ada penilaian BTP itu hanya berprestasi dalam membuat kehebohan?

Terserah yang menilai dan yang diberi nilai.

Baca Juga: Gaduh Ahok Lagi, Sampai Kapan?

Tapi kalau benar begitu penempatannya di BUMN merupakan sebuah perjudian. Kalau penempatannya di BUMN besar perjudiannya juga besar.

Apakah BUMN sebuah perusahaan yang layak diperjudikan?

Tergantung pemiliknya.

Mungkin saja sang pemilik menilai BTP itu orang yang berprestasi.

Perusahaan itu ditentukan sepenuhnya oleh pemegang saham mayoritasnya.

Kenapa sudah heboh –padahal itu baru tingkat rencana? Faktanya pun baru dua: BTP dipanggil Menteri BUMN Erick Thohir. Lalu BTP mengatakan –bukan menteri yang mengatakan– bahwa dirinya dipanggil untuk ditempatkan di salah satu BUMN.

Belum ada indikasi di BUMN mana. Besar? Kecil? Yang sudah laba? Yang masih rugi?

Juga belum jelas sebagai apa. Direktur utama? Direktur? Komisaris Utama? Komisaris?

Masih banyak fakta yang harus saya lihat. Untuk bisa berkomentar lebih panjang.

Tapi ada prinsip yang harus dipegang: perusahaan pun perlu ketenangan. Perusahaan tidak bisa maju kalau hebohnya lebih besar dari kerjanya.

Itulah sebabnya saya menulis dengan penuh harap. Sampai beberapa kali. Di DI’s Way. Tentang perlunya situasi tenang sekarang ini. Terutama setelah terbentuknya kabinet baru.

Baca Juga: Upaya Jokowi Menarik Kembali Ahok  

Isi tulisan saya adalah “semoga kabinet baru ini penuh ketenangan agar bisa fokus bekerja”. Semoga tidak banyak usrek. Agar ekonomi bisa segera mulai bangkit.

Begitu juga di perusahaan: perlu kestabilan. Apalagi perusahaan besar. Yang ibaratnya kapal besar. Yang tidak mudah dibelok-belokkan.

Memang, bisa juga sukses diraih lewat kehebohan. Tapi sukses seperti itu biasanya hanya di permukaan. Dan untuk jangka pendek.

Mungkin karena itu lahirlah filsafat “benang berhasil ditarik, tepung tidak terhambur”.

Filsafat itu sering juga salah dalam penerapannya: tepungnya memang tidak terhambur tapi benangnya juga tidak tercabut. Banyak perusahaan yang tenang tapi juga tidak maju.

Saya justru tertarik pada sosok lain. Yang sudah nyata-nyata berhasil menarik benang dan menjaga tepung: Arief Yahya.

Sumber: Istimewa

Ia mantan Menteri Pariwisata. Yang sayang sekali tidak lagi mendapat kursi. Hanya karena ia tidak punya partai.

Selama Arief Yahya menjadi menteri tidak terjadi kehebohan di Kementerian Pariwisata. Tapi hasilnya begitu nyata. Semua target tercapai. Bahkan masih sempat meletakkan fondasi.

Banyak pimpinan yang hanya mementingkan sukses jangka pendek. Sesuai dengan masa kerjanya. Atau hanya bisa meletakkan fondasi.

Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Ahok Pimpinan BUMN Pada Bulan Desember

Fondasi seperti itu yang membuat pemimpin berikutnya cepat sukses. Meski ada juga pemimpin baru yang tidak mau pakai fondasi yang disiapkan.

Arief Yahya bisa mengerjakan dua-duanya. Sukses dalam meletakkan fondasi juga sukses mencapai target-target. Tanpa heboh-heboh.

Untuk pertama kali dalam sejarah: pariwisata kita menghasilkan US$20 miliar dolar setahun. Tahun 2019 ini.

Itulah prestasi nyata pemerintahan Jokowi periode pertama. Yang jarang diekspos. Kalah dengan heboh-heboh yang lain.

Jenis orang seperti Arief Yahya  itulah yang saya maksud dengan orang yang berprestasi. Di mana pun ia ditempatkan akan seperti itu. Bahkan di bidang yang berbeda sama sekali pun.

Itu pula pertimbangan saya dulu menempatkannya sebagai Dirut Telkom Indonesia.

Orang sejenis Arief Yahya hanya bisa tidak sukses untuk jadi caleg atau capres atau cagub dan cawali. Ia tidak populer. Padahal sistem pemilihan kita sekarang mementingkan yang populer –melebihi yang berprestasi.

Kita punya banyak sekali orang seperti Arief Yahya itu.

Kalau saja orang jenis itu bisa banyak tampil alangkah cepat majunya Indonesia.

Pun tidak usah semua. Cukup 70 persennya saja. Agar yang populer juga tetap mendapat muara.

BACA JUGA: Cek BISNIS INDUSTRI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

#politik ahok dahlaniskan Opini
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.