Ceknricek.com – Pantai Pulau Pari, Kepulauan Seribu dipenuhi sampah pada Selasa, 27 November 2018. Sampah sebanyak 10 meter kubik atau sekitar 10 ton itu didominasi plastik dan kayu.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Hardiman memberikan keterangan terkait banyaknya sampah di Pulau Pari dan sekitarnya. Ia menyampaikan bahwa tumpukan sampah merupakan kiriman dari berbagai daerah karena hujan deras dan angin kencang yang menerpa.
“Bukan pencemaran, itu sampah kiriman. Sampai itu kalau hujan gede di darat kan biasa hilirnya ke laut. Masa di situ ada eceng gondok, mana ada habitatnya,” ujar Yusen, Selasa (27/11), seperti dikutip Kompas.
Yusen menyampaikan pihaknya tidak tinggal diam mendapat kiriman sampah tersebut. Sudin Lingkungan Hidup menurunkan petugas untuk membersihkan lingkungan perairan.
“Sudah ditangani, 10 gerobak motor tadi. Sudah bersih semua sekarang,” kata Yusen.
Ia menyampaikan pihaknya telah membersihkan tumpukan sampah tersebut selama kurang lebih 2,5 jam.
“Sampah menumpuk jam 14:00, tetapi 16:30 itu sudah bersih,” ungkapnya.
Lebih jauh ia menyebutkan bahwa kejadian seperti ini sudah biasa setiap musim hujan. Komposisi sampah yang datang pun diperkirakan tidak berubah dengan sekitar 80% sampah merupakan plastik dan kayu.
Di lain pihak, Direktur Nasional Eksekutif Koalisi Wahana Lingkungan Indonesia, Puput TD Putra menduga tumpukan sampah yang terdapat di Pulau Pari tidak hanya sampah, melainkan ada minyak mentah. Minyak tersebut dinilai Puput membuat penyu dan banyak ikan lain yang mati. Bangkai hewan laut tersebut ditemukan nelayan dan anggota Kawali yang tinggal di Pulau Pari.
“Betul hari ini kejadiannya, kalau yang ditemui ada satu ekor penyu yang mati. Ikan-ikan juga ada yang mati di lokasi limbah itu,” ujar Puput.
Yusen tidak sepakat dengan hal tersebut, ia memastikan bahwa laut tidak tercemar karena minyak atau pek. Ia menanggapi video yang tersebar di media sosial yang menunjukkan warna kecoklatan.
“Engga (bukan minyak), eceng gondok itu kayak begitu. Anak buah saya sudah bersihkan,” paparnya.
Selain itu Yusen juga merasa hal itu bukan kewenangannya.
“Kalau itu kontak ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), bukan ranah saya,” ucapnya.
Tanggapan Pemprov DKI Jakarta
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan bahwa sampah yang ditemukan di perairan Pulau Pari tidak berasal dari Jakarta. Hal itu karena ribuan petugas kebersihan di Jakarta selalu membersikan semua perairan di Jakarta.
“Untuk sampah saya bisa pastikan tidak bersumber dari 13 sungai di Jakarta. Ada 4.000-an pasukan orangye UPK (Unit Pelaksana Kebersihan) Badan Air yang bersihkan semua, kali, sungai, waduk dan danau, termasuk pesisir pantai. Di Kepulauan Seribu juga ada kapal-kapal pembersih,” ujar Isnawa kepada wartawan, Rabu (28/11)
Isnawa mengatakan bahwa perairan Kepulauan Seribu kerap mendapat kiriman sampah dari wilayah terdekat.
“Di Kepulauan Seribu, kita sering mendapat kiriman sampah perairan, baik dari perairan dekat Bekasi dan Tangerang, termasuk Lampung, tergantung anginnya,” ungkapnya.