Ceknricek.com — Putri Proklamator Republik Indonesia Muhammad Hatta, Prof. Meutia Hatta Swasono, turut membacakan teks Proklamasi dalam deklarasi pendirian Koaliasi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Jakarta Selasa (18/8/20).
Dari pantauan via streaming melalui youtube channel Realita TV yang dipandu presenter Rahma Sarita, pembacaan teks proklamasi oleh antropolog itu berlangsung sesudah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengheningkan cipta.
Dalam deklarasi tersebut, KAMI membacakan 10 Jati Diri yang di antaranya memuat tentang KAMI sebagai gerakan moral rakyat, bergerak untuk melakukan pengawasan sosial, kritik, koreksi, dan meluruskan kiblat negara dari penyimpangan dan penyelewengan.
Selain itu KAMI juga membacakan maklumat mengenai keadaan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, sosial, hukum, HAM, hingga sumber daya alam yang dibaca bergantian oleh inisiator gerakan tesebut.
Menurut maklumat KAMI, ada beberapa tuntutan yang berisi butir keprihatinan mereka terhadap kondisi negara saat ini yang saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19. Salah satu tuntutan mereka di bidang sosial adalah meningkatkan mutu pendidikan masyarakat.
“Dapat dipastikan mutu pendidikan nasional mengalami penurunan pada masa Pandemi Covid-19 yang meniscayakan siswa/mahasiswa harus belajar melalui pendidikan jarak jauh/PJJ (belajar daring dan luring),” tutur salah satu inisiator KAMI.
Baca juga: Deklarasi KAMI Disiarkan Langsung di Channel Youtube Realita TV
Hal tersebut menurut KAMI juga diperparah dengan abainya negara dalam menyiapkan infrastruktur dan piranti keras seperti jaringan internet, alat komunikasi yang memadai, dan materi belajar yang sesuai dan penyediaan pulsa gratis.
Pada sisi sosial budaya kemasyarakatan, KAMI juga menyoroti kehidupan bangsa Indonesia saat ini yang tengah menghadapi tantangan besar, yaitu terjadinya keterbelahan masyarakat, terutama karena praktik politik belah bambu (devide et impera).
“Demi kepentingan politik, penguasa cenderung mengadu domba antar kelompok masyarakat dengan mempertajam isu primordial/sektarian, melakukan diskriminasi dan provokasi atas dasar SARA, menggunakan buzzer bayaran untuk menghancurkan lawan politik,” tandas KAMI.
BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini