Ceknricek.com — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar Seminar Peningkatan Kompetensi Wartawan dan Humas Pemerintah Tentang Industri Kelapa Sawit Indonesia. Mengambil tema “Pengembangan Industri Kelapa Sawit Menuju Kemandirian Energi”, acara digelar di AYANA, MidPlaza, Jakarta, Rabu (27/3).
Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari dalam sambutannya mengatakan, seminar tersebut dimaksudkan untuk mengajak media, humas pemerintah, dan lembaga-lembaga terkait memperhatikan masalah kelapa sawit yang sedang dihadapi Indonesia saat ini.
Sumber : Ronald/Ceknricek.com
“Media, humas pemerintah, dan lembaga terkait harus berkolaborasi untuk memperhatikan kelapa sawit Indonesia. Ini adalah permasalahan nasional,” ujarnya.
Menurut Atal, industri kelapa sawit sangat strategis. Selain memberikan dampak positif bagi 20 juta masyarakat Indonesia, sawit memasukkan devisa bagi negara.
“Crude Palm Oil (CPO) dunia dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Permintaan CPO dunia dalam lima tahun terakhir rata-rata tumbuh sebesar 9.92%. Indonesia memiliki 12 juta hektare kebun kelapa sawit dan mampu menghasilkan 140,6 juta ton CPO,” terangnya.
Menghadapi diskriminasi terhadap kelapa sawit oleh Uni Eropa yang sangat merugikan Indonesia, Atal kembali menekankan pentingnya peran media, humas pemerintah, dan lembaga terkait. Mereka sangat dibutuhkan untuk membantu menginformasikan kepada masyarakat dunia tentang manfaat dan keunggulan kelapa sawit Indonesia.
Terkait pengembangan industri kelapa sawit sebagai pilihan pemanfaatan sumber energi baru pengganti minyak bumi, Atal mengatakan pemerintah Indonesia sedang menjalankan program pengembangan biofuel (biodiesel) yang menggunakan CPO sebagai bahan bakunya.
Biofuel dinilai sangat efisien karena menggunakan bahan-bahan yang jumlahnya melimpah di Indonesia dan bisa diperbaharui. Salah satunya produk kelapa sawit, di sinilah bagaimana peran media, humas, dan kelembagaan untuk membantu kelapa sawit secara nasional,” tutupnya.