Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Quo Vadis Bahasa Indonesia?

Opini July 22, 20224 Mins Read

Ceknricek.com–Kita patut sedih bahwa kelarisan Bahasa Indonesia di kalangan para siswa-siswi di Australia sudah sangat menurun. Sebagaimana halnya juga dengan bahasa-bahasa asing lainnya, terutama bahasa-bahasia Asia, seperti Mandarin, Bahasa Jepang dan Bahasa Korea.

Namun, akan halnya Bahasa Indonesia herankah kita? Rasanya tidak, mengingat di Indonesia sendiri Bahasa Indonesia sudah begitu dianak-tirikan oleh para pemakainya, terutama di kalangan kelas menak, seperti para pejabat dan wakil rakyat. Termasuk juga para pengamat. Mungkin karena banyak di antara mereka pernah belajar di luar negeri, hingga salah satu cara untuk membuktikan kenyataan itu adalah dengan menggunakan kata-kata asing dalam banyak kesempatan, biarpun ada padanannya dalam Bahasa Indonesia.

Secara umum dan keseluruhannya, pemakaian Bahasa Indonesia di Indonesia sendiri memang sudah sangat sembrono, seolah para pemakai bahasa pemersatu Republik Indonesia ini tidak pernah mempelajarinya ketika di sekolah. Saya sendiri kurang paham bagaimana tata cara pengajaran Bahasa Indonesia sekarang ini di sekolah-sekolah.

Sejumlah dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia pernah mengeluhkan dalam suatu seminar di Australia bahwa banyak sekali dari para mahasiswa/i yang kurang mampu menulis skripsi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dan sekarang dengan begitu menjamurnya sarana pengiriman pesan-pesan singkat, seperti lewat telepon genggam dan sejenisnya, maka bahasa Indonesia yang baik dan benar kian tercabik-cabik dan centang perenang.

Di mana Dewan Bahasa Indonesia?

Salah satu perkataan asing yang terserap ke dalam Bahasa Indonesia dan langsung menjadi laris adalah “apresiasi” – yang artinya menghargai. Pada hal, perkataan mengapresiasi lebih mubazir dibanding menghargai – mengapresiasi terdiri atas 4 suku kata, menghargai hanya 3 suku kata. Aneh ‘kan?

Orang suka heran kenapa kota di pesisir barat Amerika Serikat, Los Angeles, lebih sering disingkat menjadi LA, sedangkan kota tenar Amerika Serikat di pesisir timur, New York, disebut New York, bukan NY. Ini karena Los Angeles terdiri atas 4 suku kata, sedangkan New York hanya 2 suku kata, hingga tidak lagi perlu dipersingkat. Di Indonesia, banyak orang meninggalkan perkataan yang lebih hemat dan memungut/meminjam perkataan yang lebih boros. Demi apa?

Tidak jarang perkataan asing yang di “Indonesia-kan” itu menyalahi makna aslinya. Seperti “prerogatif” – yang dalam bahasa Inggris (dieja prerogative) berarti “hak khusus”. Di Indonesia tanpa malu-malu banyak pejabat dan politisi yang menggunakan perkataan itu dengan didahului perkataan “hak” hingga menjadi “hak prerogatif presiden”. Seharusnya cukup prerogatif presiden atau kenapa tidak sekadar hak kepresidenan?

Pernah seorang pimpinan sebuah partai politik yang sangat terkemuka di Indonesia, mungkin saking geramnya mendengar banyak tokoh Muslim mengingatkan umat tentang akhirat, menggunakan ungkapan asing (Inggris) “self fulfilling prophecy”. Ungkapan itu memang bagus, cuma penggunaannya sama sekali tidak tepat dalam kaitan dengan soal akhirat itu. Namun tidak ada yang berani menggugat. Maklum beliau adalah pimpinan parpol yang sangat terkenal.

Banyak surat kabar di Indonesia yang tidak lagi menggunakan nama hari dalam bahasa Indonesia, melainkan Bahasa Inggris. Mungkin saja memang ada kalangan yang kurang berkenan dengan kenyataan bahwa Bahasa Indonesia menyerap banyak perkataan Arab yang kemudian disamakan dengan Islam, khusus dalam istilah-istilah peradilan, dan hari, seperti Senin (itsnin -kedua, selasa – salasa- ketiga dan seterusnya.).

Jelas kita menghendaki agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang hidup dan berkembang, namun bukan dengan cara melupakan perkataan yang sudah ada dan menggantikannya dengan perkataan baru yang dipungut dari bahasa asing.

Adakah kenyataan ini merupakan pencerminan dari kerendahan diri kita sebagai bangsa? Mungkinkah kita sudah tidak lagi bangga dengan warisan nenek moyang kita? Mungkinkah kita sudah terlanjur memandang remeh segala yang asli dari kita dan memandang penuh ketakjuban segala yang asing, terutama dari Barat?

Ketika berada di Korea Selatan, saya sangat kagum pada kebanggaan bahkan nenek-nenek di negara itu. Setiap kali saya ke pasar-pasar rakyat di ibukota Seoul, misalnya, saya melihat bagaimana nenek-nenek yang menggelar dagangan celana jinsnya di pinggir jalan, dengan bangga menunjuk dengan jempol ke dagangannya itu seraya mengucapkan “Hankook, Hankook” – yang artinya celana-celana tersebut adalah buatan Korea (Selatan), karenanya bagus.

Kalau di Indonesia, seorang pedagang lebih mungkin akan meyakinkan kepada kita bahwa dagangannya itu adalah kelas satu karena “buatan luar negeri”.

Sebelum digugat, saya mohon ma’af karena judul tulisan ini meminjam bahasa Latin Quo vadis (kasarnya ‘mau ke mana bahasa Indonesia’?). . Wallahu a’lam.

#lembagabahasa bahasaindonesia bahasainggris tulisan
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.