Ceknricek.com–Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 2013, disebutkan bahwa penyakit kulit berkontribusi sebesar 1.79% terhadap beban penyakit secara global jika diukur berdasarkan hitungan disability-adjusted life years (DALYs). Jenis-jenis penyakit kulit tersebut diantaranya adalah dermatitis, acne vulgaris (jerawat), urticaria, psoriasis dan penyakit kulit yang disebabkan virus maupun jamur.
Penyakit ataupun kondisi yang terkait dengan kesehatan kulit dan rambut tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal saja, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor genetik. Dengan mengetahui faktor genetik terkait kondisi dan tendensi kesehatan kulit dan rambut secara personalized, upaya pencegahan dapat dilakukan agar lebih tepat sasaran hingga penyesuaian produk atau treatment yang akan digunakan.

Menurut Indriyanti Rafi Sukmawati, Business and Marketing Director Prodia, saat Grand Launching Prodia Skin & Hair Genomic secara virtual di Jakarta, Sabtu (31/10/20), menjaga serta merawat kesehatan rambut dan kulit sudah menjadi gaya hidup yang tidak hanya dilakukan oleh wanita saja. Masyarakat pun diminta mengenal kondisi kulit dan rambut mereka agar lebih tepat menentukan perawatan ataupun penggunaan produk yang memang sesuai dengan profil genetik tubuh.
Menurutnya, jika sudah dilakukan pemeriksaan, hasilnya dibagi ke dalam 3 chapter, yakni chapter Skin, chapter Hair dan chapter Skin and Hair. Chapter Skin memaparkan profil kondisi kulit seseorang seperti tendensi risiko keparahan jerawat, kerutan dan degradasi kolagen hingga risiko penyakit maupun alergi seperti atopic dermatitis, psoriasis, dll.
Chapter Hair menunjukkan tendensi pertumbuhan dan kekuatan rambut seseorang hingga risikonya terhadap kerontokan maupun kebotakan. Sedangkan Chapter Skin and Hair memberikan informasi terhadap kebutuhan nutrisi kulit dan rambut yang sesuai profil genetik seseorang. Hasil pemeriksaan ini juga dilengkapi dengan 3 jenis rekomendasi yakni diet recommendation, lifestyle recommendation & treatment recommendation.
Sama halnya dengan pemeriksaan genomik lainnya, pemeriksaan ini juga hanya dilakukan satu kali seumur hidup dan akan semakin berdampak baik jika dilakukan sedini mungkin, yakni sejak usia 18 tahun. Indriyanti menambahkan, pemeriksaan dapat dilakukan oleh seluruh individu yang ingin mengetahui risiko genetik terhadap kondisi kulit dan rambut serta kecukupan nutrisi kulit dan rambut.
Sebagai contoh jenis jerawat yang biasa dialami setiap orang berbeda, respon tanning pun berbeda yaitu orang dengan kulit yang lebih cepat terbakar dan ada juga tipikal kulit yang lebih lambat terbakar. Dengan pemeriksaan itu,kata Indriyanti, dapat dilihat tendensi kebotakan pada pria maupun wanita yang dipengaruhi oleh genetik dan hormonal.
Baca juga: Update Korona 1 November, Bertambah 2.696 Total Positif 412.784 Kasus
Baca juga: Update Korona 31 Oktober, Kasus Positif Lebih Banyak Bila Dibandingkan Hari Sebelumnya