Ceknricek.com — Meski banyak menggunakan teknik dan konsep yang sama dengan dua film pendahulunya, Bad Boys for Life (2020) yang mulai tayang di bioskop Indonesia, Jumat (17/1) berhasil menyajikan sesuatu yang baru dan membuat kombinasi duo detektif penuh aksi dari Kepolisian Miami itu seperti tak pernah terasa usang.
Berbeda dari Bad Boys (1995) dan Bad Boys II (2003) yang disutradarai oleh Michael Bay, Bad Boys III disutradarai oleh duo sutradara, Adil El Arbi dan Bilall Fallah. Keduanya bisa dibilang berhasil menggarap film ketiga Bad Boys ini layaknya seorang Bay, namun dengan sentuhan-sentuhan khas tersendiri ala duo Belgia itu.
Sekadar mengingatkan, Bad Boys (1995) sendiri menjadi directional debut dari seorang Michael Bay. Kesuksesan dari Bad Boys akhirnya melambungkan nama Bay, yang berikutnya menggarap film fenomenal lainnya Armageddon (1998), Pearl Harbor (2001) dan tentunya saga Transformers.

Jadi bukan tidak mungkin jika nantinya Bad Boys for Life diapresiasi positif oleh publik, film ini bisa turut melambungkan nama duo Adil dan Bilall seperti layaknya Bay.
Kembalinya Will Smith dan Martin Lawrence sebagai duo detektif Mike Lowrey dan Marcus Burnett juga dikemas dengan sempurna. Chemistry antara Smith dan Lawrence seolah-olah memang terjalin selama 25 tahun, layaknya alur cerita dalam film.
Tanpa bermaksud untuk membocorkan cerita dalam film (spoiler), Bad Boys for Life akan mengungkap masa lalu dari seorang Lowrey. Masa lalu inilah yang akhirnya membentuk jati diri seorang Lowrey, menjadi seperti yang kita kenal dalam dua film pendahulu.

Sama seperti dua film sebelumnya, narkoba kembali menjadi masalah dalam film ini. Mungkin ini sekaligus menjadi kritik terkait masalah sosial di Miami itu sendiri. Jika di film pertama terkait penjualan narkoba sitaan, di film kedua terkait penyelundupan narkoba, maka di film ketiga ini akan membahas soal bos kartel narkoba yang ingin balas dendam.
Dalam film ini juga akan diselipkan beberapa easter eggs dari dua film sebelumnya, seperti kembalinya sosok cameo Reggie, pacar dari putri Marcus (diperankan kembali oleh Dennis Greene). Lalu juga “kutukan basket” dari Kapten Howard (diperankan kembali oleh Joe Pantoliano).
Beberapa adegan-adegan seperti aksi kejar-kejaran, tembak-tembakan, ledak-ledakan serta teknik slow motion juga kembali diterapkan dalam film bergenre action comedy ini. Semua itu dikemas dengan berbagai pembaharuan, yang membuat kesan nostalgia (khususnya bagi para penonton yang sudah menonton Bad Boys I dan Bad Boys II) tak terasa membosankan dan tetap bisa dinikmati oleh penonton baru.

Salah satu aspek baru yang ditawarkan dalam film ini adalah dengan kehadiran tim AMMO (Advanced Miami Metro Operations) yang berisi skuat milenial dengan beragam karakter dan latar belakang. Tak hanya sebagai pelengkap, kehadiran para bintang-bintang baru ini juga semakin memperkaya plot dalam film ini.
Twist yang disajikan dalam film ini juga dibuat masuk akal, sehingga membuat penonton yang bertipikal rasional akan bisa menikmati alur cerita yang disajikan. Penggunaan efek visual, koreografi aksi yang dikemas dengan pas, serta tambahan bumbu-bumbu humor ala Martin Lawrence juga membuat film laga ini bisa dinikmati para penonton dari beragam genre.
Baca Juga: Review ‘Dolittle’, Kembali ke Cerita Klasik
Bad Boys for Life layak menjadi alternatif tontonan di akhir pekan ini. Di bagian akhir film ini juga akan disematkan post credit scene, yang membuka potensi film keempat dari franchise Bad Boys ini. Ya, seandainya film ini laris di box office, maka kembalinya buddy cop Lowrey dan Burnett rasanya tidak perlu menunggu hingga 17 tahun lagi.
BACA JUGA: Cek SENI & BUDAYA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini