Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Berita»EKONOMI & BISNIS

Rhenald Kasali: Jangan Terjebak Antara Disrupsi dan Resesi

EKONOMI & BISNIS October 16, 20194 Mins Read

Ceknricek.com — Di era modern dengan berbagai kemajuan teknologi informasi, pola-pola ekonomi dan bisnis telah mengalami evolusi. Karena itu, para pelaku usaha dan BUMN harus beradaptasi dengan kondisi yang ada. Hal ini menjadi perhatian khusus akademisi dan praktisi bisnis Prof. Rhenald Kasali.

Menurut Rhenald, saat ini perusahaan rintisan yang masuk kategori unicorn (nilai kapitalisasinya lebih dari US$1 miliar) telah memberanikan diri masuk pasar modal dan beralih dari pemodal malaikat (angel investor) ke publik. Ini menjadi bukti bahwa era disrupsi teknologi ke sektor ekonomi memang sudah semakin menjalar.

“Tahun lalu, 12 unicorn global menguji nyali di NYSE (New York Stock Exchange) walaupun totalnya rugi US$14 miliar. Setelah itu berita buruk terhadap Uber membuat harga sahamnya anjlok. Di sini berita tentang PHK di Bukalapak juga menghiasi media sehingga banyak mengundang pertanyaan,” kata Rhenald melalui pernyataan resmi, Rabu (16/10).

Rhenald Kasali. Sumber: Wikipedia

Secara global, saat ini perekonomian dunia juga tengah ketar-ketir menghadapi ancaman resesi. Kekhawatiran ini disebabkan beberapa peristiwa. Misalnya, perang dagang antara China dan Amerika Serikat, konflik timur tengah, hingga alotnya proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.

Sumber: AFP

“Ancaman resesi kali ini menimpa negara-negara yang perekonomiannya mengandalkan pasar ekspor. Indonesia mungkin sedikit terganggu, tetapi tak sebesar Singapura atau Thailand yang benar-benar mengandalkan ekspor,” kata Rhenald.

Baca Juga: Peluncuran Buku “Leadership In Practice-Apa Kata Asmawi Syam“ Karya Rhenald Kasali

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia itu, di era ekonomi modern ini ancaman disrupsi bisa lebih berbahaya ketimbang resesi. Khususnya apabila CEO atau pengambil keputusan bisnis yang ada justru tak bisa berevolusi dan terlena dengan cara-cara lama.

Akibat dari disrupsi teknologi mengakibatkan pasar tergerus oleh pendatang baru, mengalami great shifting, terimbas substitusi dan mengakibatkan sumber-sumber pendapatan usaha yang utama kehilangan relevansi.

“Saat ini tak ada lagi pendapatan dari penjualan koran dalam industri surat kabar. Mie instan terancam Gofood. Kantor-kantor cabang bank masih dipertahankan kendati sudah jarang nasabah yang datang. Kelak, kalau kendaraan beralih ke mobil listrik, bagaimana nasib SPBU atau pompa bensin? Belum lagi model bisnis yang mengandalkan kendali atas seluruh sumber daya yang digantikan platform yang efisien,” kata Rhenald Kasali.

Sumber: Detik

Lebih Mudah Diatasi

Meski secara dampak disrupsi bisa berakibat lebih besar ketimbang resesi, akademisi bergelar Ph.D. dari Universitas Illinois ini menilai disrupsi lebih mudah diatasi ketimbang resesi. Syaratnya, CEO selaku pemegang kendali harus bisa beradaptasi dengan cara-cara baru, merubah sudut pandang. Faktor penguasaan teknologi juga mempengaruhi, jangan asal membeli teknologi dan merasa telah melakukan transformasi digital.

Baca Juga: Unicorn: Antara Bakar Duit dan Masa Depan Abu-abu

“Saat ini mulai banyak CEO yang tertarik berinvestasi pada startup (perusahaan rintisan) milik anak muda. Namun agak terganggu dengan ancaman resesi, berita-berita buruk tentang ancaman PHK yang terjadi di sejumlah platform seperti Uber dan cara pandang lama,” kata penulis buku The Great Shifting (2018) itu.

Sumber: Istimewa

“Startup itu bersifat ekspansif, sedang pada fase pertumbuhan. Metriknya adalah growth dan matching quality. Sedangkan korporasi metriknya adalah rasio keuangan yang mencerminkan keuntungan dan efisiensi,” kata Rhenald yang selalu mengingatkan agar kasus-kasus bisa dilihat secara satu per satu.

“Betul startup ini masih dalam tahap pertumbuhan dan banyak yang belum punya sumber pendapatan yang bisa diandalkan, namun sudah berani IPO. Ini yang mengakibatkan nasib mereka terpuruk,” tambahnya.

Salah satu kendalanya, menurut Rhenald, adalah model bisnis. Beberapa startup juga tidak mampu mempertahankan keseimbangan antara harga murah yang diinginkan pasar atas jasa-jasanya, dengan keinginan vendor yang tak mau diberi margin rendah. Ketidakmampuan mengelola faktor-faktor itu bisa berakibat platform semakin ditinggalkan.

Sumber: CNBC

Tak hanya pada startup, pelaku bisnis dan CEO lainnya juga dituntut untuk memahami cara kerja baru. Saat ini, mereka tidak boleh hanya mengandalkan metrik lama yang dipelajari di business school pada era 80-90an.

“Kalau tidak pelaku usaha kita akan semakin diserang asing secara proxy menggunakan platform dari jauh kan kita hanya menjadi penonton saja sambil menyalahkan resesi,” tutup penulis berusia 59 tahun itu.

BACA JUGA: Cek HUKUM, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini

#disrupsi #Ekonomi #rhenaldkasali #StartUp resesi unicorn
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Kemenhub Siapkan 520 Bus untuk Mudik Gratis

Harga Emas Antam Hari Ini Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Pertemuan 2 Hari Prabowo dan Konglomerat Munculkan Sentimen Positif ke IHSG

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.