Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Ribuan Ton Antiobiotik Mengancam Kehidupan Sungai

Opini May 21, 2025Updated:July 10, 20254 Mins Read

Ceknricek.com–Bayangkan Anda sedang batuk-pilek, lalu sang dokter dengan penuh kasih sayang menuliskan resep antibiotik. Anda pun menenggaknya, berharap si jahat bernama bakteri langsung tewas terbakar. Selesai? Sayangnya, tidak sesederhana itu.

Antibiotik yang baru saja Anda telan tidak langsung lenyap dari tubuh seperti sulap. Mereka justru memulai petualangan baru —keluar melalui air seni, menyusuri saluran got, masuk ke sistem pengolahan limbah (kalau ada), dan akhirnya bermuara ke sungai-sungai yang tenang di dunia.

Sebelum kita buru-buru menuding antibiotik sebagai biang kerok kerusakan sungai, mari kita kenali dulu siapa mereka. Antibiotik, dari kata ‘anti’ yang berarti melawan dan ‘bios’ yang artinya kehidupan, memang secara harfiah berarti “melawan kehidupan.” Tapi tenang, mereka bukan zombie pembunuh. Mereka jagoan —pasukan elit yang dikirim hanya ketika tubuh kita diserbu oleh bakteri penyebab penyakit.

Sayangnya, para jagoan ini sering dipanggil bukan pada waktunya. Banyak orang menganggap antibiotik seperti camilan kesehatan: dikonsumsi setiap kali merasa tidak enak badan, tanpa peduli apakah penyebabnya virus atau bakteri. Padahal, flu biasa atau batuk ringan seringkali tak butuh antibiotik sama sekali.

Akibatnya, antibiotik kerap dipaksa tampil di panggung meski bukan gilirannya. Dampaknya? Selain melatih bakteri menjadi lebih kebal, residu antibiotik itu tak benar-benar hilang dari tubuh. Mereka keluar bersama urin kita, lalu menyapa dunia luar.

Dan di sinilah cerita menjadi semakin dramatis.

Penelitian terbaru dari McGill University, Kanada, mengungkapkan bahwa sekitar 8.500 ton antibiotik mengalir ke sungai-sungai di dunia setiap tahun —bahkan setelah melewati sistem pengolahan limbah sekalipun. Ya, delapan ribu lima ratus ton, itu tidak sedikit.

Studi ini dipimpin oleh Dr. Sebastian Sauvé, profesor kimia lingkungan di McGill. Ia mengatakan: “Kami menemukan jejak antibiotik di 258 dari 258 sungai yang kami teliti di 104 negara. Artinya, tidak ada satu pun sungai yang benar-benar bersih dari paparan antibiotik.”

Saking halus dan larutnya, residu ini tak kasatmata. Tapi efeknya sangat nyata. Sungai kini menjadi arena magang bagi bakteri-bakteri yang sedang naik pangkat —menjadi superbug alias bakteri kebal antibiotik. Akan berbahaya jika superbug ini masuk ke tubuh makhluk.

Dan salah satu aktor utama dalam kisah ini adalah Amoksisilin, antibiotik sejuta umat. Ia menjadi “penghuni tetap” air sungai di Asia Tenggara —kawasan dengan pertumbuhan konsumsi antibiotik yang sangat tinggi. Ironisnya, banyak negara di kawasan ini belum memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai.

Sungai pun menjadi semacam laboratorium terbuka, tempat residu obat dan mikroorganisme berpesta pora. Ikan-ikan kecil yang tadinya hidup damai di antara lumut dan bebatuan, kini harus berenang di air bercampur antibiotik dosis mikro. Bukan tambah sehat, malah stres: ini makanan atau racun?

Sejumlah penelitian bahkan mencatat perubahan perilaku dan sistem biologis makhluk air akibat paparan antibiotik jangka panjang. Jika ikan-ikan ini naik ke meja makan, apa tidak berbahaya? Tapi ya, siapa peduli? Asal manusia cepat sembuh dan makan kenyang, urusan ekosistem bisa ditunda, katanya.

Padahal, studi McGill ini bahkan belum menghitung limbah antibiotik dari industri peternakan dan farmasi —dua sektor yang juga menyumbang residu besar ke lingkungan. Jadi, yang kita lihat hari ini, baru pucuk dari gunung es yang terapung di sungai.

Kalau sungai bisa bicara, mungkin ia akan berkata: “Cukup sudah aku jadi tempat pelampiasan ambisi manusia.”

Tentu, kita tidak sedang mengatakan bahwa antibiotik adalah musuh. Kita butuh mereka. Dunia akan kacau tanpa antibiotik. Tapi kita juga harus ingat, bahwa kekuatan besar datang bersama tanggung jawab besar.

Edukasi publik harus lebih masif: kapan antibiotik dibutuhkan, dan kapan cukup teh jahe saja serta istirahat. Dan kalau Anda punya sisa antibiotik di rumah, tolong, jangan dibuang ke toilet sambil menyenandungkan lagu nasional.

Kita perlu sistem manajemen limbah medis yang cerdas —bukan sekadar saling lempar tanggung jawab antara rumah tangga, industri, dan pemerintah. Negara butuh regulasi yang tegas dan dijalankan sungguh-sungguh.

Tapi di atas segalanya, kita —para peminum antibiotik musiman— harus sadar bahwa kesehatan pribadi dan kesehatan ekosistem itu bukan dua hal yang bisa dipisahkan.

Kalau sungai kita rusak, air bersih menghilang, dan kita kembali sakit… siapa yang akan menyelamatkan kita? Antibiotik? Mungkin ia sudah pensiun, kelelahan karena terlalu sering disalahgunakan.

Maka rawatlah tubuh dengan bijak. Tapi lebih dari itu, rawatlah sungai kita. Karena antibiotik yang masuk dari mulut Anda, bisa berdampak panjang hingga ke ekor ikan yang bahkan tak pernah kenal dokter.

Cak AT – Ahmadie Thaha

Ma’had Tadabbur al-Qur’an, 17/5/2025

#Kehidupan #Penyakit antibiotik
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.