Ceknricek.com — Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (7/2) melemah terhadap dolar AS karena tekanan faktor teknis. Pantauan dari Bloomberg, pukul 10:40 WIB kurs rupiah melemah sebesar 28 poin atau 0,21 persen menjadi Rp13.640 per dolar AS dibanding posisi penutupan sehari sebelumnya Rp13.635 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan rupiah yang telah menguat dalam beberapa hari terakhir, membuat pergerakan rupiah secara teknikal melemah menuju kisaran antara Rp13.640-13.670 per dolar AS.
Kendati demikian, Lana mengatakan peluang nilai tukar rupiah menguat masih cukup terbuka menyusul pergerakan mata uang kuat Asia seperti yen dan dolar Hong Kong yang mengalami apresiasi terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah.
“Sentimen eksternal yang terbilang kondusif diharapkan direspons positif pasar menyusul pernyataan Menteri Keuangan China yang memangkas hingga 50 persen tarif barang impor dari AS,” kata Lana seperti dilansir Antara.
Baca Juga: Pasca Gagalnya Pemakzulan Trump, IHSG dan Rupiah Ditutup Menguat
Di dalam negeri, indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Januari 2020 yang menurun menjadi 121,7 dari 126,4 pada Desember 2019 membuat sebagian pelaku pasar kurang optimis. Menurut Lana penurunan IKK ini menjadi indikator potensi turunnya penjualan riil, dan melemahnya konsumsi rumah tangga.
Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan data ekonomi AS seperti indeks upah dan tenaga kerja yang akan dirilis dalam waktu dekat akan menjadi fokus utama para pelaku pasar pada hari terakhir perdagangan pekan ini.
“Selain menanti data ekonomi negara terbesar itu, pasar juga masih dibayangi kekhawatiran virus corona yang dapat memicu perlambatan ekonomi,” ucapnya.
BACA JUGA: Cek HEADLINE Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini