Ceknricek.com — Inggris akan berpisah dari Uni Eropa atau yang biasa disebut Brexit pada Jumat (31/1) setelah Parlemen Eropa memberikan pengesahan terakhir Brexit pada Rabu (29/1) waktu setempat atau Kamis (30/1) dini hari WIB. Blok sekarang akan secara resmi memulai negosiasi pada pengaturan perdagangan masa depan dengan London pada tanggal 1 Februari.
Seperti dikabarkan Reuters, dalam sidang terakhir terjadi debat emosional di mana beberapa pembicara meneteskan air mata. Anggota parlemen Uni Eropa akhirnya memberikan suara 621 berbanding 49 yang menentang perjanjian Brexit.
13 anggota parlemen abstain dan majelis kemudian menyanyikan lagu Auld Lang Syne, lagu perpisahan tradisional Skotlandia. 73 anggota parlemen Uni Eropa dari Inggris mengadakan pesta Au Revoir di gedung parlemen UE setelah pemungutan suara.

Setelah pembicaraan perceraian yang memakan waktu tiga tahun, Inggris akan meninggalkan blok tempat ia bergabung sejak 1973 pada tengah malam waktu Brussels atau pada hari Jumat 31 Januari pukul 23.00 GMT. Sebagai simbolisasi, Bendera Inggris akan dipindahkan dari kantor Uni Eropa dan bendera Uni Eropa diturunkan di tempat Inggris.
Sebelumnya, pada Januari 2019, kesepakatan Brexit oleh Perdana Menteri Inggris sebelumnya, Theresa May kalah di Parlemen Inggris dengan 432 berbanding 202 suara. Kesepakatan May ditolak untuk yang kedua dan ketiga pada Maret 2019.
May mundur sebagai perdana menteri pada Juni di tahun yang sama karena gagal mendapatkan suara dukungan anggota parlemen Inggris untuk kesepakatan Brexit-nya. Selanjutnya Inggris memilih PM baru, Boris Johnson yang menentang semua peluang untuk mendapatkan perubahan kritis pada perjanjian penarikan dari Brussel.
Baca Juga: Uni Eropa Setuju Tunda Brexit hingga 31 Januari
PM Johnson juga menentang kesepakatan backstop Irlandia yang kontroversial, membuka jalan bagi mayoritas parlemen Inggris dalam kesepakatan tersebut. Pada Desember 2019, Johnson menyerukan pemilihan umum dini untuk menjamin kelancaran proses kesepakatan Brexit-nya melalui berbagai tahapan di parlemen.
Setelah partainya mendapatkan kemenangan mayoritas 80 kursi, langkah Brexit Johnson seperti tak terbendung lagi. Inggris resmi keluar dari Uni Eropa, dimana Johnson bersikeras bahwa perundingan masa transisi tidak boleh melampaui 31 Desember 2020.

“Kami sedang mempertimbangkan perjanjian perdagangan bebas nol tarif dan nol kuota. Tetapi prasyaratnya adalah bahwa bisnis UE dan Inggris terus bersaing di bidang permainan yang sama. Kami tentu tidak akan memaparkan perusahaan kami pada persaingan tidak sehat,” kata Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada majelis.
Ketua perunding Uni Eropa Michel Barnier mengatakan kepada utusan dari 27 anggota yang tersisa sebelumnya pada hari Rabu, bahwa perjanjian asosiasi longgar seperti yang dimiliki Uni Eropa dengan Ukraina harus berfungsi sebagai dasar untuk hubungan baru, kata sumber-sumber diplomatik. “Kami tidak akan memberikan dasar pada masalah yang penting bagi kami,” kata Barnier.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini