Ceknricek.com — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pengunduran diri pria kelahiran 2 Mei 1962 itu tertuang dalam surat yang ia tandatangani, Senin (13/5).
Nama Said Didu selama ini dikenal kritis terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pria 57 tahun itu sering menyampaikan pandangannya terkait persoalan BUMN di Tanah Air. Ia juga aktif di media sosial dalam mencuit pandangannya. Saat ini, di kancah politik ia dikenal publik bergabung dalam barisan oposisi.
Dalam suratnya, Said Didu menyatakan, walaupun masih memiliki sisa waktu 8 tahun sebelum pensiun tahun 2027, untuk mendapatkan kemerdekaan berpikir dan berkiprah secara objektif, setelah mengabdi selama 32 tahun, 11 bulan, 24 hari sebagai Pegawai Negeri (Aparatur Sipil Negara-ASN), hari ini tanggal 13 Mei 2019, ia mengajukan berhenti sebagai pegawai negeri di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tempat dirinya bekerja sejak 1986.
Sumber : Istimewa
Selama menjadi ASN, Said Didu telah mencapai puncak karier sebagai pejabat fungsional maupun jenjang jabatan fungsional. Karier sebagai pejabat struktural ia raih tahun 2005 sebagai pejabat eselon I pada umur 43 tahun (Sekretaris Kementerian BUMN 2005-2010). Pangkat tertinggi ASN yaitu Pembina Utama, golongan IV/e ia capai pada usia 48 tahun (2010).
Said Didu menghabiskan sebagian besar kariernya di BPPT sebagai pejabat struktural, mulai pimpinan proyek, Pimpinan Pusat Bioteknologi, Kepala Sub Direktorat Peralatan dan Mesin (eselon III), dan Direktur Teknologi Argoindustri (eselon II). Sedangkan jabatan fungsional yang dicapai adalah Peneliti Madya bidang Teknologi Argoindustri dan Bioteknologi (2001-2005), dan Perekayasa Madya bidang Argoindustri (2011-sekarang).
Selama menjadi ASN, Said Didu menerima penghargaan–antara lain–Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI, dan Satya Lencana Karya Satya X, XX, XXX tahun dari Presiden RI.
Ada empat poin yang disampaikan Said Didu sebagai alasan penguduran dirinya dari ASN. “(1) Ingin menuangkan pemikiran secara objektif untuk melakukan perubahan dan perbaikan bangsa dan negara. (2) Agar tidak melanggar aturan dalam melaksanakan aktivitas pengabdian dan pemikiran secara bebas. (3) Memperluas tempat pengabdian dalam berbagai bidang, termasuk menjadi mitra bagi pemerintah, lembaga dan masyarakat. (4) Sebagai pertanggungjawaban moral bagi keluarga, pemerintah, masyarakat, bangsa dan negara,” tulis dia dalam suratnya.
Dalam surat yang sama, ia menyampaikan terima kasih kepada Kepala BPP Teknologi, mulai dari Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie sampai kepala BPP Teknologi saat ini, serta seluruh pimpinan dan rekan kerja di BPP Teknologi, Kementerian BUMN, dan Kementerian ESDM yang selama ini bersama-sama bekerja memajukan bangsa dan negara.