Ceknricek.com — Pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Partai PKS Shohibul Iman, Rabu (30/10) kemarin digambarkan sebagai momen perkenalan atau taaruf. Hal ini diungkapkan Ketua DPP NasDem Willy Aditya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (2/11).
Willy mengatakan pertemuan tersebut masih merupakan langkah awal dalam proses membangun agenda-agenda politik antara ke dua partai ke depan. Menurut dia, masih terlalu dini untuk berspekulasi terkait adanya kemungkinan-kemungkinan politik yang terjadi antara NasDem dan PKS.
“Kalau pertemuan pertama langsung tancap gas kan biasanya yang cepat-cepat itu gampang patah juga. Biar kemudian kita bangun sebagai proses yang benar-benar natural dan berikutnya ada agenda-agenda yang harus kita susun,” ujar Willy.
Ke depan, terbuka kemungkinan untuk dilakukan pertemuan lanjutan antara NasDem dan PKS. Agenda pertemuan itu nantinya akan melibatkan elit dan fungsionaris baik dari NasDem maupun PKS di sejumlah titik di Tanah Air.
“Ini menunjukkan bahwasanya perbedaan itu suatu keniscayaan, tapi kerjasama politik membangun negara besar itu kewajiban,” kata Willy.

Juru bicara PKS Fathul Bari menilai wajar adanya pertemuan antara para petinggi kedua partai. Pertemuan tersebut, kata dia, dapat mendinginkan suhu politik yang sempat memanas di tengah masyarakat usai pemilihan presiden 2019.
“Partai politik juga cair dan bersilaturahim dan itu juga ditunjukkan Pak Surya Paloh yang sangat luar bisa kepada PKS. Bagi kami ini suatu penghargaan,” ucap Fathul.
Hasil Pertemuan Nasdem-PKS
Pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Partai PKS Shohibul Iman, seperti diketahui, menghasilkan tiga nota kesepahaman.

Pertama, kedua partai saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing-masing. Partai NasDem menghormati sikap dan pilihan politik PKS untuk berjuang dari luar pemerintahan. Di saat yang sama, PKS juga menghormati sikap dan pilihan politik NasDem di dalam pemerintahan.
Baca Juga: Silaturahmi Kebangsaan PKS – Nasdem Gulirkan 3 Kesepahaman
Perbedaan sikap politik kedua Partai tidak menjadi penghalang bagi NasDem dan PKS untuk berjuang bersama-sama menjaga demokrasi agar tetap sehat dengan memperkuat fungsi check and balances di DPR RI.
Demokrasi yang sehat itu penting, untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya, dan lainnya.
Kedua, mereka sepakat menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dengan baik dan benar, keluhuran akhlak dan keteladanan para elit sebagai dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mereka juga tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, komunisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terakhir, kedua partai menyadari bahwa takdir sosiologis dan historis bangsa Indonesia adalah warisan sejarah kerja sama para pendiri bangsa antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agama dengan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.
Oleh karena itu, bagi generasi penerus dari dua komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini dengan saling menghormati, saling memahami, dan saling bekerjasama, dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai atau golongan.
BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.