Ceknricek.com — Perusahaan minyak Saudi, Aramco akan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Saudi Stock Exchange, Tadawul. Presiden dan Chief Executive Officer Saudi Aramco, Amin H. Nasser, belum menyebutkan secara resmi berapa besar angka nilai saham Saudi Aramco di Saudi Stock Exchange.
Meski demikian, perusahaan BUMN Saudi Arabia di sektor migas ini diyakini memiliki nilai valuasi US$1,7 triliun dolar As untuk 100 persen sahamnya. Seandainya jadi go public, maka Saudi Aramco bisa menjadi perusahaan minyak terbesar di dunia. Sumber dari Reuters mengatakan Aramco dapat menawarkan 1-2 persen sahamnya di bursa lokal, dengan valuasi senilai US$20-40 miliar.
Aramco adalah produsen minyak terbesar di dunia, yang memproduksi 10 persen minyak dari pasokan dunia. Tahun lalu, Aramco menghasilkan laba bersih tahunan sebesar US$111 miliar, sepertiga lebih besar dari laba bersih gabungan lima perusahaan seperti Exxon Mobil, Royal Dutch/Shell, BP, Chevron dan Total.

Pada semester I 2019, harga minyak dunia yang melemah telah memangkas laba bersih perusahaan sekitar 12 persen menjadi US$46,9 miliar. Tetapi angka tersebut masih lebih tinggi dari laba milik Apple Inc, yang menghasilkan $31,5 miliar.
Baca Juga: Geser Apple, Saudi Aramco Jadi Perusahaan Laba Terbesar di Dunia
Perusahaan ini sendiri memiliki kaitan erat dengan BUMN migas di Indonesia, Pertamina. Hubungan kedua BUMN antar dua negara tersebut itu antara lain pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Tengah.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut valuasi proyek kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco tersebut akan terus didorong agar bisa rampung paling lambat akhir tahun ini. “Kami upayakan tahun ini kalau bisa sudah ada kesepakatannya. Ini sedang kami dorong,” kata Erick seperti dilansir Antara.
Rencananya, masalah tersebut juga akan dibahas dalam pertemuannya dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Selasa (5/11) pagi di Kementerian ESDM. Erick mendorong agar kesepakatan bisa tercapai lantaran proyek tersebut sempat tertunda hingga lima tahun. Erick sendiri mengatakan kerja sama akan tetap dilanjutkan, meski kesepakatan sempat molor.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini