Ceknricek.com — Setelah lebih dari 20 tahun berjuang di bawah penjajahan Prancis, Lebanon mendapatkan kemerdekaanya hari ini 76 tahun yang lalu, tepatnya pada 22 November 1943. Pada awal abad ke-20, Lebanon awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Ottoman yang kemudian jatuh ke tangan Sekutu, Prancis setelah PD I.
Pasca Konferensi San Remo di Italia pada 1920, Prancis mendapat dukungan dari kroni-kroninya untuk menduduki Lebanon. Namun, kekuasaan Prancis berakhir berkat perjuangan rakyat Lebanon.
Lebanon di Tengah Kecamuk Perang
Dalam sejarahnya, Perang Dunia I (1914-1918) merupakan konflik antar sejumlah negara Eropa yang akhirnya meluas ke berbagai benua lain. Salah satu penyebab utama pecahnya PD I adalah persaingan antara negara-negara di Eropa dalam usahanya mencaplok wilayah kekuasaan Ottoman yang semakin meluas, terutama di wilayah Balkan.
Setelah Sekutu mengalahkan lawan-lawan mereka, yaitu Jerman, Austria-Hongaria, Kesultanan Ottoman, dan Bulgaria, Sekutu lalu memaksakan syarat perdamaian kepada bekas musuh dalam serangkain perjanjian yang menguntungkan bagi mereka.
Perjanjian perdamaian yang paling berpengaruh terhadap dunia Islam adalah Perjanjian Sevres (10 Agustus 1920) antara kubu Sekutu dan Kesultanan Ottoman, yang merupakan bentuk penguatan dari Konverensi San Remo di Italia oleh Dewan Tertinggi Sekutu.
Dari serangkaian perjanjian inilah Prancis kemudian mendapatkan hak atas Levant (Istilah untuk wilayah Suriah dan Lebanon) di Bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa. Alasan Prancis mendapatkan bagian pasca peperangan didasarkan pada hubungan sejarah yang panjang antara Prancis dengan penguasa Suriah jauh sebelum Perang Salib.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Deklarasi Perang Inggris-Prancis Picu Ottoman Terjun Dalam PD I
Prancis kemudian memberikan hak istimewa kepada Levant dengan menyerahkan kepemimpinan negara kepada masyarakat sehingga mayoritas rakyat Lebanon menerima Lebanon sebagai mandataris Perancis. Selain itu, Prancis juga menuntut agar Lebanon dipisahkan dari Suriah sehingga dapat berdiri sendiri.
Karena keanekaragamannya yang sektarian, dari sinilah Lebanon kemudian menganut sistem politik khusus, yang dikenal sebagai konfesionalisme. Maksudnya ialah untuk membagi-bagi kekuasaan semerata mungkin di antara aliran-aliran agama yang berbeda-beda.
Pada saat bersamaan, nasionalisme (Pan Arabisme) di Timur Tengah sedang berkobar sehingga menjadi kekecewan sendiri terhadap Prancis. Mereka yang kecewa akhirnya menyerang Damaskus dalam pertempuran Maysalun (1920) dan akhirnya mengusir Emir Faisal, Raja Irak pertama yang memimpin gerakan nasionalis di sana.
Setelah berhasil menguasai Suriah secara utuh, Prancis pun mulai melaksanakan politik devide et impera alias politik pecah belah dengan memecah wilayah Suriah menjadi empat bagian, yaitu Lebanon Raya, negara Damaskus meliputi Jabal Druze, Aleppo termasuk sanjaq Alexandretta dan wilayah Latakia atau wilayah Alawi.
Kepergian Prancis dari Lebanon
Selama beberapa tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meletakkan Leviant di bawah mandat Prancis sebelum akhirnya Prancis terpuruk pada 1940. Kendali atas Suriah pun segera diambil Pemerintahan Vichy selama berlangsungnya Perang Dunia II (1939-1945).
Pemerintah Inggris dan Prancis kembali menjajah negara tersebut pada Juli 1941 di bawah pimpinan Jenderal Georges Cartoux. Pada 28 September Jenderal Catroux memproklamasikan kemerdekaan Suriah yang disusul Lebanon pada 26 November 1941 dengan mengangkat Sheikh Taj ad-din sebagai presiden Suriah dan Alfred Naccache sebagai presiden Lebanon.
Menanggapi hal tersebut, Inggris mengakui kemerdekaan kedua negara tersebut secara de jure, dan mengangkat Jenderal Spear sebagai duta besar pertama untuk kedua negara tersebut. Namun, keadaan ini justru membuat negara-negara Arab lainnya justru merasa ragu dengan kejadian tersebut.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: India Merdeka Dari Inggris
Sementara itu, pihak Amerika tidak langsung mengakui kemerdekaan kedua negara baru tersebut melainkan bersikap menunggu proses berakhirnya mandat secara resmi dan tercapainya kesepakatan resmi bilateral antara Prancis dengan Suriah dan Lebanon.
Prancis ternyata masih belum siap untuk tidak menjajah dan mengalihkan fungsi pemerintahan secara langsung kepada dua negara tersebut. Penundaan susunan konstitusi dan penunjukan presiden oleh pihak Prancis menimbulkan pertentangan baru dari masyarakat. Setakat banyak kaum nasionalis yang duduk di kursi parlemen akhirnya bereaksi lebih keras untuk menghapuskan kekuasaan Prancis.
Keadaan ini masih terus berlangsung hingga beberapa tahun ke depan, hingga akhirnya rakyat Lebanon mendapat kebebasan penuh pada 22 November 1943, meski sebenarnya pasukan Prancis kloter terakhir meninggalkan negeri itu pada 1946.
Perang Saudara
Setelah Lebanon merdeka, perang saudara kembali melanda negeri dengan benderanya yang bergambar pohon aras ini. Perang saudara melibatkan kelompok-kelompok yang bersaingan, dan didukung oleh sejumlah negara tetangga.
Orang-orang Kristen Maronit, yang dipimpin oleh partai Phalangis dan milisi, mula-mula bersekutu dengan Suriah, dan kemudian dengan Israel, yang mendukung mereka dengan senjata dan latihan untuk memerangi fraksi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina). Sementara itu, fraksi-fraksi lainnya bersekutu dengan Suriah, Iran dan negara-negara lain di wilayah itu.
Pertempuran dan pembantaian antara kelompok-kelompok ini mengakibatkan korban hingga ribuan orang. Dua penyerbuan besar atas Lebanon oleh Israel (1978 dan 1982) mengakibatkan tewasnya 20.000 orang, kebanyakan kaum sipil Lebanon dan Palestina.
Jumlah korban keseluruhan selama masa perang saudara ini diperkirakan sampai 150.000 orang. Perang itu juga menambah jumlah imigran Lebanon yang eksodus ke luar negeri dimana hingga saat ini diperkirakan mencapai 14 juta jiwa.
Pada tahun 1989 semua wakil kekuatan politik, partai dan sekte keagamaan sepakat mengadakan rekonsiliasi nasional yang dikenal dengan Taif Agreement di bawah sponsor Saudi Arabia dan Suriah.
Dengan Taif Agreement perang saudara berakhir. Kehidupan berpolitik dan bernegara diatur dengan formulasi baru berdasarkan konstitusi yang mengalami perubahan yang disepakati dalam rekonsiliasi nasional.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.