Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»SEJARAH

Sejarah Hari Ini: Penyerangan Mataram ke Batavia

SEJARAH August 27, 20193 Mins Read

Ceknricek.com — “Jacatra mempunyai duri di kakinya, aku harus berusaha keras mencabutnya agar tubuhku tidak terancam”, ungkap Sultan Agung. “Duri ini adalah benteng orang Belanda..”

Ucapan Sultan Agung, Penguasa Mataram di dalam surat Martin Pring, pucuk komando angkatan laut untuk VOC pada Maret 1619 itu memang mengisyaratkan kehadiran Belanda dalam menghambat ambisinya untuk menguasai seluruh Jawa.

Hingga tepat hari ini 391 tahun silam, 27 Agustus 1628, pasukan Mataram yang dipimpin oleh Bupati Kendal, Tumenggung Bahureksa tiba di Batavia. Namun, karena minimnya perbekalan, senjata dan strategi yang buruk, mereka gagal menguasai Batavia.

Pengepungan Mataram

Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1618, satu windu sebelumnya ia telah menandatangani kontrak antara Belanda dengan Pangeran Jayakarta yang mengizinkan VOC untuk membangun gudang dan benteng di tepi timur kali Ciliwung.

Penyerangan Mataram ke Batavia
Sumber: Catatan Suprihardjo

Keputusan Coen membangun markas besar di Jacatra dirasa cukup tepat, kerena pelabuhan lainnya seperti Malaka sudah dikuasai Portugis. Sedangkan Banten yang merupakan pelabuhan terbesar di  Jawa Barat, sudah dikendalikan oleh penguasa yang mencurigai orang-orang Belanda dan Inggris.

Di dekade yang sama, hubungan antara Belanda, Inggris, dan Jawa Barat sudah sangat buruk. Mereka semua terlibat dalam persaingan dagang rempah-rempah. Namun, mereka memiliki musuh yang lebih berbahaya, yakni Sultan Agung dari Mataram.

Pada Agustus 1628, panglima tertinggi armada Mataram Tumenggung Bahureksa dengan 60 kapal serta 10.000 prajurit kemudian melancarkan serangan ke benteng-benteng Batavia serta membuat kota tersebut kekurangan air dengan membendung kali.

Penyerangan Mataram ke Batavia
Sumber: Dictio.id

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Kantor Pos di Hindia Belanda Berdiri

Awak-awak kapal pada waktu itu juga mulai menyeberangi air dengan berjalan kaki dan menggabungkan diri dengan teman-temannya. Mereka maju terus sampai ke balik tembok benteng hingga terjadi pertempuran sampai pagi hari. 

Upaya pertama Mataram menguasai Batavia ini gagal, kerena komandannya gagal dalam mengatur perbekalan yang memadai, strategi dan kurangnya persenjataan. Susan Blackburn, dalam bukunya Jakarta Sejarah 400 Tahun, menuliskan komandan perang malah mengeksekusi 700 anak buahnya sebagai hukuman.

Batavia Kota Tahi

Mendengar kegagalan penyerangannya yang pertama, Sultan Agung berang dan memutuskan mengirimkan pasukannya yang lebih besar untuk mengepung Batavia pada 1629.

Pada malam hari setelah pertempuran sengit antara prajurit Mataram dengan pihak Belanda dengan dikepungnya Bastion, tentara Belanda kemudian mulai kehabisan amunisi.

Penyerangan Mataram ke Batavia
Sumber: Tropen

Kala itu pertahanan Belanda dipimpin oleh Sersan asal Jerman, Hans Madelijn, yang  lewat ide sinting dan sikap keputusasaannya—karena telah dikepung selama sebulan oleh Mataram dan mulai kehabisan amunisi–akhirnya menyuruh anak buahnya untuk membawa sekeranjang penuh tinja.

Dengan segala rasa putus asa, Belanda kemudian melemparkan tinja ke tubuh-tubuh serdadu Jawa yang sedang merayapi menara benteng pertahanan. Sekejap  mata, serdadu Jawa itu pun mundur karena jijik dan merasa sangat bau karena “amunisi” baru pihak Belanda itu.

Sejarawan Adolf Heuken dalam Historical Sites of Jakarta, mencatat, “saat mereka diserang oleh peluru jenis baru ini, orang-orang Jawa itu langsung melarikan diri sambil berteriak jengkel, “O, seytang orang Hollanda de bakkalay samma tay (Oh, Belanda setan, kalian berkelahi pakai tahi!)”.

Penyerangan Mataram ke Batavia
Sumber: Sahabat Museum

Lantaran untuk kali keduanya Batavia gagal direbut oleh prajurit Mataram dan dikalahkan oleh cara bertahan yang konyol serta tidak biasa dari pihak Belanda ini, mereka kemudian menjuluki Batavia sebagai Kota Tahi, baik sebagai bagian dari umpatan ataupun merujuk pada peristiwa yang mereka alami di benteng Belanda.

Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1781-1826) dalam bukunya, History of Java, menulis bahwa julukan tersebut masih digunakan oleh orang-orang Jawa setidaknya sampai awal abad ke-19. Kini, benteng dan tempat yang dulunya dijuluki sebagai Kota tahi itu sekarang telah menjadi pusat perbelanjaan Glodok di daerah Jakarta Utara.

BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.

#batavia #mataram #penyeranganmataram #sejarah
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Indonesia Berada Dalam Lika Liku Sejarah

Inggris Kembalikan 6000 Artefak Kuno yang Dipinjam dari Irak untuk Penelitian

Kota Berusia 3.400 Tahun Ditemukan di Irak Utara

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.